China, pada Minggu (25/8), telah mengungkapkan penentangannya atas sanksi terbaru AS terhadap perusahaan China yang diduga terkait dengan perang Rusia di Ukraina. China mengatakan pihaknya akan mengambil sejumlah langkah yang dibutuhkan untuk mengamankan hak dan kepentingan bisnis negara itu.
Amerika Serikat, pada Jumat (23/8) mengumumkan sanksi-sanksi terhadap ratusan perusahaan di Rusia dan di seantero Eropa, Asia dan Timur Tengah. AS menuduh mereka menyediakan produk dan layanan yang memungkinkan Rusia melakukan perang dan membantu negara itu dalam menghindari sanksi. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya khawatir dengan "besarnya penggunaan ganda barang-barang eskpor" dari China ke Rusia.
Kementerian Perdagangan China, pada Minggu, mengatakan pihaknya secara tegas menentang tindakan AS yang menempatkan perusahaan-perusahaan China dalam daftar kendali ekspornya. Langkah tersebut melarang sejumlah perusahaan yang masuk ke dalam daftar untuk bertransaksi dengan perusahaan asal AS jika belum memperoleh izin khusus, yang juga akan sulit untuk diperoleh.
BACA JUGA: Jurnalis Reuters Dinyatakan Hilang Menyusul Serangan ke Hotel di UkrainaPihak kementerian mengatakan tindakan AS tersebut merupakan "sanksi khas sepihak," menambahkan bahwa sanksi itu akan mengganggu aturan dan tatanan perdagangan global, serta berdampak pada stabilitas dari rantai pasokan dan industri global.
"China meminta AS untuk segera menghentikan praktiknya yang salah dan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk menjaga hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan China," ungkap pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, sejumlah perusahaan yang berbasis di China telah memasok peralatan mesin dan komponen-komponen kepada perusahaan Rusia. [jm/ka/rs]