Militan etnis Uighur dari China bagian barat semakin meningkatkan kehadiran mereka di Indonesia, menurut Kementerian Luar Negeri China hari Kamis (17/3), setelah pasukan keamanan Indonesia mengatakan telah membunuh dua orang Uighur yang termasuk dalam sebuah jaringan militan.
Indonesia telah meluncurkan sebuah kampanye keamanan yang agresif dan didukung militer di Sulawesi, di tengah perlawanan terhadap ancaman dari dukungan yang semakin meningkat untuk kelompok militan Negara Islam (ISIS).
Kepolisian Indonesia mengatakan bahwa dua pria yang tewas dalam bentrokan hari Selasa berasal dari minoritas Muslim Uighur di China yang telah bergabung dengan pendukung ISIS nomor satu di Indonesia, seorang militan bernama Santoso, di Sulawesi Tengah.
Santoso, pria yang paling dicari di Indonesia, telah menjadi buronan selama lebih dari tiga tahun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan ia telah memeriksa laporan mengenai penembakan itu dan mencoba mendapatkan lebih banyak lagi.
"China dan Indonesia sama-sama merupakan korban terorisme dan menghadapi ancaman-ancaman baru dari lingkungan kontra-terorisme internasional dan regional yang berubah," ujarnya dalam konferensi pers harian.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan teroris Gerakan Islamis Turkestan Timur (ETIM) telah terus meningkatkan infiltrasi mereka di Indonesia dan terkait dengan kelompok-kelompok ekstremis teroris Indonesia, dan telah membuka rute pengiriman orang yang ingin berpartisipasi dalam aktivitas teroris internasional," tambah Lu.
"Ini tidak hanya mengancam keamanan nasional China tapi juga bahaya nyata bagi Indonesia dan stabilitas sosial wilayah."
China mengatakan ETIM adalah kelompok militan yang terkait dengan al-Qaida dan ingin mendirikan negara merdeka yang disebut Turkestan Timur.
Lu mengatakan China dan Indonesia mendukung serta memahami satu sama lain dalam upaya kontra-terorisme dan memiliki kerjasama yang sangat baik, dan China bersedia meningkatkannya.
Empat pria Uighur dijebloskan ke penjara di Indonesia tahun lalu karena mencoba bergabung dengan militan-militan di Sulawesi.
Ratusan, mungkin ribuan, orang Uighur yang ingin lari dari kerusuhan di daerah mereka di Xinjiang, China bagian barat, telah pergi secara diam-diam lewat Asia Tenggara menuju Turki.
China mengatakan mereka seringkali akhirnya menyeberang ke Suriah dan Irak untuk berjuang dengan militan ISIS.
Ratusan orang telah terbunuh selama beberapa tahun terakhir di Xinjiang yang kaya sumber daya alam, di perbatasan Asia tengah, dalam kekerasan antara orang-orang Uighur dan suku mayoritas China Han.
Beijing menyalahkan sebagian besar kekerasan tersebut kepada militan yang dipimpin ETIM.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para eksil kemarahan terhadap pemerintah China yang mengontrol agama dan budaya Uighur adalah akar kerusuhan di Xinjiang, bukannya keinginan atas negara terpisah.
China menyangkal adanya represi di Xinjiang. [hd]