China, Pusat Virus Corona, Perbaiki Citra dengan "Diplomasi Masker"

Masker-masker yang baru diproduksi di sebuah pabrik di Shanghai, China, 31 Januari 2020.

Dalam upaya untuk mengubah citranya sebagai pusat dua pandemi selama abad ke-21, China telah meluncurkan serangkaian bantuan kemanusiaan dengan menyumbangkan masker wajah, sarung tangan dan persediaan medis lainnya ke negara-negara yang dilanda COVID-19, virus terbaru corona. Virus tersebut berasal dari sebuah pasar di Kota Wuhan.

Menurut para ahli, dengan bantuan itu, China berusaha untuk menata kembali dirinya sebagai "kekuatan yang bertanggung jawab." Sebagian pakar meragukan "diplomasi masker" akan memulihkan citra Beijing yang dibayangi kecurigaan akan tindakan menutup-nutupi.

Sebuah penelitian di Inggris mengatakan jika China bertindak lebih cepat, jumlah kasus virus corona bisa dikurangi sampai 95 persen dan penyebaran geografisnya akan terbatas.

Namun China, sekarang bergerak cepat melampaui perbatasannya, hanya beberapa minggu setelah menerima sumbangan masker dan pasokan medis lainnya dari donor di seluruh dunia. China telah memperlambat penyebaran COVID-19 di dalam negeri dengan menutup kota-kota dan memberlakukan pengawasan lainnya untuk membatasi pergerakan dan kontak.

Kini, China menyediakan atau telah menjanjikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk sumbangan atau keahlian medis, mulai dari Asia sampai Eropa, Amerika Selatan sampai Afrika.

Pada Rabu (18/3), Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian, mengatakan China mengirim 1 juta masker dan sarung tangan bedah untuk membantu memerangi virus corona. Kantor berita Reuters melaporkan pengiriman pertama tiba pada Rabu (18/3) dan menambahkan bahwa Perancis memberi China 17 ton peralatan untuk memerangi virus. Di antara gangguan lainnya, wabah tersebut merupakan ancaman terbesar bagi sektor barang mewah Perancis yang sangat menguntungkan sejak resesi 2008. [my/pp]