Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tidak mencapai kesepakatan terkait pasokan gas Rusia ke China selama 30 tahun mendatang.
China dan Rusia hari Selasa (20/5) gagal mencapai perjanjian pasokan gas alam senilai 400 milyar dollar, meski ada harapan besar bahwa kepentingan politik kedua negara akan mendorong mereka mencapai perjanjian itu.
Dalam lawatan ke Shanghai, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menandatangani 49 perjanjian tentang energi, transportasi dan komunikasi. Tetapi mereka tidak sepakat soal bagaimana China akan membayar Rusia terkait pasokan gas selama 30 tahun mendatang.
Perundingan perjanjian gas Rusia ke China ini telah berlangsung selama sepuluh tahun.
Beberapa analis memperkirakan perjanjian tersebut bisa tercapai sekarang karena Rusia tampaknya ingin menjual gas ke luar Eropa, di mana sekutu-sekutu Amerika telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena aneksasi Semenanjung Krimea – Ukraina. China berupaya keluar dari ketergantungannya pada batubara ke bahan bakar yang bisa memperluas ekonominya.
Kedua negara masih bisa mencapai perjanjian gas sebelum Putin mengakhiri lawatan dua harinya ke China hari Rabu. Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan “kemajuan signifikan” telah tercapai dan kontrak perjanjian dapat ditandatangani “kapan pun”.
Di tengah kemunduran perjanjian gas itu, Presiden Xi Jinping tetap memuji hubungan China dan Rusia, dengan mengatakan hubungan itu merupakan hal penting untuk memulihkan kedudukan keduanya di panggung internasional.
Sementara itu Vladimir Putin menegaskan pentingnya hubungan militer Rusia-China yang kuat, yang menurutnya akan membantu mempertahankan perdamaian kawasan.
Dalam lawatan ke Shanghai, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menandatangani 49 perjanjian tentang energi, transportasi dan komunikasi. Tetapi mereka tidak sepakat soal bagaimana China akan membayar Rusia terkait pasokan gas selama 30 tahun mendatang.
Perundingan perjanjian gas Rusia ke China ini telah berlangsung selama sepuluh tahun.
Beberapa analis memperkirakan perjanjian tersebut bisa tercapai sekarang karena Rusia tampaknya ingin menjual gas ke luar Eropa, di mana sekutu-sekutu Amerika telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena aneksasi Semenanjung Krimea – Ukraina. China berupaya keluar dari ketergantungannya pada batubara ke bahan bakar yang bisa memperluas ekonominya.
Kedua negara masih bisa mencapai perjanjian gas sebelum Putin mengakhiri lawatan dua harinya ke China hari Rabu. Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan “kemajuan signifikan” telah tercapai dan kontrak perjanjian dapat ditandatangani “kapan pun”.
Di tengah kemunduran perjanjian gas itu, Presiden Xi Jinping tetap memuji hubungan China dan Rusia, dengan mengatakan hubungan itu merupakan hal penting untuk memulihkan kedudukan keduanya di panggung internasional.
Sementara itu Vladimir Putin menegaskan pentingnya hubungan militer Rusia-China yang kuat, yang menurutnya akan membantu mempertahankan perdamaian kawasan.