China, Rusia Setuju Bangun Stasiun Penelitian Bulan

Roket Long March-5 yang membawa misi bulan Chang'e 5 lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Wenchang di Provinsi Hainan, China selatan, 24 November 2020. (AP Photo/Mark Schiefelbein).

China dan Rusia mengatakan mereka akan membangun stasiun penelitian bulan. Stasiun yang kemungkinan dibangun di permukaan bulan itu menandai dimulainya era baru kerja sama antariksa antara kedua negara.

Sebuah pernyataan yang diposkan di situs web Badan Antariksa Nasional China (CNSA), Rabu (10/3), mengatakan Stasiun Penelitian Internasional Bulan (ILRS) itu juga akan terbuka untuk digunakan negara lain, tetapi tidak mengungkap jadwal waktu pembangunannya.

CNSA menggambarkan proyek tersebut sebagai “basis eksperimen ilmiah yang komprehensif dengan kemampuan operasi otonom jangka panjang'',

Stasiun yang akan dibangun di atas permukaan bulan dan, atau, di orbit bulan tersebut akan menjalankan penelitian ilmiah seperti eksplorasi dan pemanfaatan bulan, observasi berbasis bulan, eksperimen ilmiah dasar, dan verifikasi teknis, kata pernyataan itu.

Badan itu mengatakan bahwa nota kesepahaman tentang proyek itu ditandatangani Zhang Kejian, kepala CNSA, dan kepala badan antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin.

China sangat mengandalkan keahlian Rusia pada tahun-tahun awal program luar angkasanya. Tetapi Beijing kemudian berhasil mengembangkan kemampuannya sendiri sejak meluncurkan misi berawak pertamanya pada 2003.

Meskipun pesawat antariksa China, Shenzhou, sangat mirip dengan pesawat Soyuz milik Rusia, CNSA menjalin kerja sama dengan negara-negara lain.

China sendiri tidak bekerja sama dengan AS karena Kongres AS melarang hampir semua kontak antara NASA dan CNSA karena kekhawatiran tentang pencurian teknologi oleh China, dan karena program antariksa China bersifat rahasia dan didukung militer.

Rusia dan China akan mematuhi prinsip konsultasi bersama, konstruksi bersama, dan manfaat bersama; memfasilitasi kerja sama ekstensif dalam ILRS; membuka diri terhadap semua dan mitra internasional yang tertarik; memperkuat pertukaran penelitian ilmiah; dan mempromosikan eksplorasi dan penjelajahan manusia di antariksa untuk tujuan damai, kata pernyataan CNSA itu.

Rusia adalah partisipan di Stasiun Antariksa Internasional tetapi kemajuan program luar antariksanya agak tertutupi oleh China, AS, India, dan sejumlah negara lainnya. Dalam perkembangan terbarunya, Rusia berhasil menguji peluncuran roket antariksa Angara A5 untuk kedua kalinya pada Desember lalu setelah penundaan yang lama dan masalah teknis.

China merencanakan empat misi berawak tahun ini untuk membangun stasiun antariksa permanen pertamanya. Modul inti stasiun itu kemungkinan akan segera diungkap ke publik secepatnya bulan depan.

China juga berambisi menjadi negara ke-dua setelah AS yang menempatkan pesawat antariksanya di Mars. (ab/uh)