China mendesak kapal-kapal nelayan agar mencari perlindungan dan para petani untuk mempercepat panen mereka sementara Taiwan menangguhkan latihan militer tahunan, sewaktu topan super Doksuri semakin dekat ke Asia Timur dan berpotensi masuk jauh ke dalam China.
Doksuri, yang diameternya mendekati 1.000 kilometer, diperkirakan akan menyapu pulau-pulau berpenduduk sedikit di ujung utara Filipina pada pertengahan pekan ini, sementara angin kencang dan hujan lebat mengguyur Taiwan hingga bagian utaranya.
Otoritas Filipina telah menaikkan level peringatan badai di wilayah ibu kota dan puluhan provinsi di bagian utara serta telah mulai mengevakuasi beberapa komunitas pesisir yang dilalui jalur badai itu.
BACA JUGA: Topan Doksuri Terjang VietnamDoksuri, yang sekarang ini disertai dengan angin berkecepatan 223 kilometer per jam, diperkirakan akan mendarat di China daratan antara provinsi Fujian dan Guangdong pada hari Jumat, kata Pusat Meteorologi Nasional China hari Selasa.
Meskipun diperkirakan akan kehilangan sebagian kekuatannya dan mendarat sebagai topan atau topan besar, Doksuri masih tetap akan menerjang kota-kota berpenduduk padat di China dengan hujan lebat dan angin kencang.
Fujian telah memerintahkan semua kapal nelayan yang melaut untuk mencari tempat berlindung di pelabuhan terdekat pada Rabu siang dan meminta para petani agar memanen padi dan tanaman palawija lainnya yang telah matang.
Karena khawatir mengenai tanaman biji-bijian pada musim gugur, kementerian pertanian dan urusan pedesaan China hari Senin memperingatkan bahwa Doksuri dapat masuk jauh ke pedalaman setelah mencapai daratan, berdampak pada tanaman palawija bertangkai tinggi seperti jagung dan bahkan padi di daerah-daerah pedesaan.
BACA JUGA: Vietnam Bersiap Hadapi Topan Doksuri, Perintahkan EvakuasiTaiwan membatalkan latihan militer tahunannya pada Selasa karena alasan keamanan, sementara pihak berwenang meningkatkan persiapan bagi apa yang mereka sebut dapat menjadi topan paling merusak yang menerjang pulau itu dalam kurun hampir empat tahun.
Belum jelas benar bagaimana topan itu dapat berdampak lebih jauh terhadap latihan militer “Han Kuang.” Latihan lima hari itu akan berlangsung di seluruh penjuru Taiwan pekan ini dengan fokus mempertahankan bandara internasional utama pulau itu dan cara membuat jalur laut tetap terbuka apabila terjadi blokade oleh China.
Beijing belum pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk membawa pulau berpemerintahan demokratis itu di bawah kontrolnya. Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan telah bertekad akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
Biro cuaca Taiwan mengeluarkan peringatan pelayaran dan mendesak komunitas pesisir agar bersiap menghadapi hujan lebat dan angin kencang. [uh/ab]