Kementerian tersebut mengatakan, Taiwan seperti biasanya menanggapi aksi China itu dengan mengerahkan jet-jet tempurnya untuk melacak keberadaan pesawat-pesawat yang masuk dalam sistem radar pertahanan udaranya .
Taiwan dan China terpisah sewaktu perang saudara berkecamuk pada 1949, tetapi China mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya sendiri. Akibatnya, Beijing menentang tindakan apa pun yang akan mengidentifikasi Taiwan sebagai negara berdaulat dan telah menggunakan cara diplomatik dan militer untuk mengisolasi dan mengintimidasi Taiwan.
Militer AS mengatakan bahwa dua kelompok kapal induknya berlayar pada hari Minggu di Laut China Selatan, dipimpin oleh USS Carl Vinson dan USS Abraham Lincoln. Mereka terlibat dalam operasi kesiapan anti-kapal selam, udara dan tempur.
BACA JUGA: Presiden Taiwan Ingatkan China: Konflik Militer Bukan JawabanPilot-pilot China terbang ke arah Taiwan hampir setiap hari dalam satu setengah tahun terakhir, sejak pemerintah Taiwan mulai menerbitkan data itu secara teratur. Aksi intimidasi terbesar berlangsung Oktober lalu, sewaktu China mengerahkan 56 pesawat tempur dalam satu hari.
Aktivitas tersebut umumnya berada di wilayah udara barat daya Taiwan dan termasuk dalam apa yang disebut militer Taiwan sebagai zona identifikasi pertahanan udara, atau wilayah udara yang dipantaunya karena pertimbangan keamanan nasional.
Ketegangan meningkat sejak Taiwan memilih Tsai Ing-wen sebagai presiden pada 2016, yang ditanggapi Beijing dengan memutus komunikasi yang telah terjalin sebelumnya dengan pemerintah pulau itu.
Pendahulu Tsai bersahabat dengan China dan mendukung klaim Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari China. [ab/lt]