China mengatakan, Jumat (29/1), bahwa pihaknya tidak akan lagi mengakui paspor British National Overseas (BNO) sebagai dokumen perjalanan yang sah atau dokumen identitas, di tengah perseteruan sengit dengan London terkait rencana yang memungkinkan jutaan warga Hong Kong mendapatkan izin menetap dan akhirnya menjadi warga negara Inggris.
Paspor BNO adalah dokumen perjalanan tanpa hak kewarganegaraan yang dikeluarkan untuk warga Hong Kong oleh pemerintah Inggris sebelum wilayah ini dikembalikan ke tangan China pada 1997. Pemilik paspor BNO memiliki hak untuk mengunjungi Inggris tanpa visa selama enam bulan.
Pengumuman oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian itu menciptakan ketidakpastian baru seputar rencana tersebut hanya beberapa jam setelah Inggris mengatakan akan mulai menerima aplikasi BNO mulai Minggu malam mendatang.
Berdasarkan rencana tersebut, sebanyak 5,4 juta penduduk Hong Kong memenuhi syarat untuk tinggal dan bekerja di Inggris selama lima tahun dan kemudian mengajukan permohonan kewarganegaraan.
Permintaan melonjak setelah Beijing tahun lalu memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru secara menyeluruh di bekas koloni Inggris itu setelah berbulan-bulan protes prodemokrasi.
Banyak warga Hong Kong memiliki lebih dari satu paspor dan tidak jelas bagaimana pemerintah China dapat mencegah warga wilayah itu memasuki Inggris dengan menolak mengakui paspor BNO. [ab/uh]