China Tingkatkan Anggaran Pertahanan 12,2%

Anggota Tentara Pembebasan China (PLA) dalam sebuah atraksi di Markas Angkatan Laut Ngong Shuen Chau di Hong Kong. (Foto: Dok)

Angka tersebut diumumkan berikut sejumlah rencana kebijakan dalam pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional.
China telah mengumumkan kenaikan anggaran pertahanannya lagi, sementara kekhawatiran di wilayah meningkat atas aksi militernya yang semakin agresif.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan anggaran pertahanan akan dinaikkan sebesar 12,2 persen tahun ini untuk membantu memodernisasi angkatan bersenjata China dan mengembangkan senjata-senjata teknologi tinggi.

"Tahun ini, sesuai dengan tujuan Partai (Komunis) dalam memperkuat angkatan bersenjata di tengah situasi-situasi baru, kami akan secara komprehensif memperkuat angkatan bersenjata China, memodernisasi mereka lebih jauh dan meningkatkan kinerja mereka, serta terus meningkatkan daya tahan dan kemampuan tempur di era informasi ini," ujar Li, Rabu (5/3).

Pengumuman tersebut seketika memicu pernyataan dari Jepang, yang termasuk dari banyak negara Asia yang khawatir dengan militer China yang tumbuh pesat.

China mengumumkan angka tersebut berikut sejumlah rencana kebijakan dalam pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC). NPC terdiri dari hampir 3.000 delegasi terpilih dari seluruh provinsi dan wilayah China, yang bertemu tiap tahun untuk secara formal menyetujui kebijakan-kebijakan yang diturunkan oleh Partai Komunis yang berkuasa.

Dalam bagian lain pidatonya kepada parlemen, Li mengatakan China menargetkan angka pertumbuhan "sekitar 7,5 persen", yang tidak berubah dari target tahun lalu.

Li juga bersumpah untuk "mendeklarasikan perang" terhadap polusi, terutama polusi udara yang parah di kota-kota China. Dalam laporan pemerintah yang terpisah, Rabu, China menyatakan akan meningkatkan anggaran konservasi energi dan perlindungan lingkungan hidup sampai 7,1 persen pada 2014.

Dalam beberapa tahun ini, China telah menghadapi perlambanan setelah 30 tahun pertumbuhan cepat yang menjadikan China ekonomi nomor dua terbesar di dunia, di belakang Amerika Serikat.

Beijing juga telah menghadapi ketidak-puasan di kalangan warganya karena korupsi yang merajalela dalam pemerintahan, polusi yang memburuk, dan kebijakan tangan-besi-nya terhadap etnik minoritas.

Dalam kemungkinan tanda kekecewaan ini, pasukan keamanan menahan sejumlah pemrotes yang membagi-bagikan selebaran di lapangan Tiananmen sementara sidang parlemen dimulai.