China menanggapi tuduhan-tuduhan baru AS terkait pelanggaran HAM yang luas di negara itu dengan mengatakan tuduhan-tuduhan itu tidak berdasar dan merupakan wujud campur tangan AS terhadap masalah dalam negeri China.
Pada sebuah konfenresi pers harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang membantah laporan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS terkait HAM, Rabu (13/3). Ia mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, laporan itu mengabaikan fakta, tidak berdasar dan penuh prasangka. Lu Kang bahkan membanggakan diri bahwa negaranya mengalami kemajuan luar biasa terkait HAM.
Dalam laporan itu, Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, penahanan Muslim Uighur di kamp-kamp pengasingan di Provinsi Xinjiang sangat memprihatinkan dan perlu segera dihentikan.
AS dan sejumlah pemerintah Barat lain, serta kelompok-kelompok HAM, telah menuduh China menahan Uighur dan Muslim-muslim lain di kamp-kamp pengasingan itu untuk menghapuskan identitas agama dan budaya mereka.
China mengatakan, kamp-kamp tersebut merupakan bagian dari program deradikalisasi. Kamp-kamp itu sebetulnya merupakan pusat-pusat pelatihan kejuruan untuk mengajarkan orang-orang mengenai hukum dan bahasa Mandarin. Pihak berwenang China, Selasa, mengatakan, kamp-kamp di Xinjiang itu akan ditutup secara bertahap sampai tiba masanya masyarakat tidak membutuhkannya lagi. [ab]