China, Senin (10/5) mendesak Amerika Serikat, Jerman dan Inggris untuk membatalkan konferensi video yang akan datang terkait tindakan keras Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur sekaligus meminta negara anggota PBB lainnya untuk tidak menghadiri acara tersebut.
Menurut sejumlah kelompok HAM, sedikitnya satu juta warga Uighur dan sebagian besar orang dari kelompok Muslim lainnya ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang barat laut China. Kelompok HAM menuduh pihak berwenang secara paksa mensterilkan sejumlah perempuan dan melakukan kerja paksa.
Konferensi video yang dijadwalkan hari Rabu (12/5) itu, "didasarkan semata-mata pada kebohongan dan bias politik," kata misi diplomatik China untuk PBB dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Selandia Baru Tolak Sebut Perlakuan China terhadap Uighur GenosidaBeijing "mendesak beberapa sponsor bersama untuk segera membatalkan acara yang mengganggu urusan dalam negeri China itu, dan menyerukan kepada negara anggota lainnya untuk menolak acara tersebut."
"Situasi saat ini di Xinjiang adalah yang terbaik dalam sejarah dengan stabilitas, perkembangan ekonomi yang cepat dan hidup berdampingan yang harmonis di antara anggota masyarakat dari semua kelompok etnis," sebut pernyataan itu.
Selain kamp-kamp tersebut, jutaan lebih Muslim di China diduga hidup di bawah sistem pengawasan dan kontrol yang ketat.
Amerika Serikat baru-baru ini menyatakan bahwa perlakuan terhadap Uighur tersebut adalah "genosida."
BACA JUGA: 2 Mantan Pejabat Xinjiang Dijatuhi Hukuman Mati Atas Tuduhan Separatisme"AS mengklaim peduli dengan HAM Muslim meskipun fakta yang diketahui dunia bahwa AS telah membunuh Muslim di Afghanistan, Irak dan Suriah," sebut pernyataan China.
"AS bersama negara pendukungnya telah membunuh Muslim dalam jumlah terbesar di dunia."
Dalam pertemuan hari Rabu tersebut, para duta besar untuk PBB dari Amerika Serikat, Jerman dan Inggris - yang mewakili Uighur - diharapkan untuk berbicara, serta LSM Human Rights Watch, yang turut menyelenggarakan acara tersebut. [mg/ft]