China menutup perbatasannya dengan Myanmar, Jumat (24/4), setelah pertempuran yang terjadi di Myanmar meluas ke sebuah provinsi di China dan menimbulkan kerusakan pada banyak gedung.
Media pemerintah China CCTV mengatakan, mobil-mobil, sebuah sekolah dan sejumlah bangunan lain rusak setelah dihantam peluru dan tembakan artileri. Sebuah pom bensin juga meledak, dan kebakaran yang ditimbulkannya memperparah situasi.
CCTV melaporkan tidak ada korban tewas dan terluka di kota Jiegao di China, namun situasi di wilayah Myanmar tidak jelas.
Berbagai kelompok etnik Myanmar yang berbasis di wilayah perbatasan dengan China sering terlibat dalam bentrokan kekerasan dengan militer Myanmar. Mereka memperjuangkan otonomi dari pemerintah pusat Myanmar.
Kekerasan itu terkadang menjatuhkan korban jiwa di China, meningkatkan kejahatan lintas perbatasan, dan mendorong sejumlah warga Myanmar lari ke wilayah China, di mana banyak di antara para pengungsi tersebut memiliki kesamaan etnik, bahasa dan hubungan darah dengan orang-orang China.
China telah lama menjalin hubungan erat dengan para pemimpin militer Myanmar, yang tetap berkuasa meski ada reformasi demokrasi di Myanmar. Presiden Xi Jinping mengunjungi Myanmar Januari lalu, meski sentimen anti-China masih kuat bertahan di Myanmar. [ab/uh]