Pemerintah China telah menerbitkan data baru dari 44 ribu lebih penderita virus Covid-19, yang menunjukkan bahwa wabah itu tidak seburuk bencana virus korona sebelumnya, termasuk Sindrom Pernapasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/MERS).
Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) melaporkan lebih dari 70 ribu penderita, termasuk 1.772 korban meninggal, kebanyakan di Provinsi Hubei, d imana wabah itu mulai merebak.
Jumlah penderita di 25 negara selain China, naik sedikit menjadi 694, termasuk tiga kematian, di Filipina, Jepang dan Perancis.
Angka-angka itu menunjukkan turunnya jumlah penderita virus korona itu, tetapi Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, angka-angka ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena trendnya bisa berubah apabila terjadi penularan dalam kelompok populasi yang baru.
Sebanyak 94 persen dari semua penderita dan korbannya dilaporkan terjadi di Provinsi Hubei, dan Tedros mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa wabah itu telah melambat.
Kata Tedros lagi, data dari pemerintah China itu agaknya menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang terkena virus Covid-19 tidak akan mati. [ii/pp]