Sebuah pengadilan di China telah menghukum seorang warga terkemuka Uighur atas tuduhan separatisme dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup, dalam keputusan yang oleh kelompok-kelompok HAM dianggap luar biasa keras.
Cendekiawan vokal, Ilham Tohti, yang memperjuangkan kelompok minoritas Uighur di China, hari Selasa (23/9), divonis bersalah melakukan aktivitas separatisme dan dijatuhi hukuman seumur hidup oleh sebuah pengadilan China. Demikian keterangan pengacara cendekiawan tersebut, Liu Xiaoyuan.
Pengadilan Penduduk Urumqi memvonis Tohti, setelah berlangsungnya pengadilan dua hari yang dijaga ketat, akhir pekan lalu. Pengadilan tidak menjawab panggilan telpon untuk mengukuhkan informasi mengenai proses peradilan tersebut.
Pengacara Liu menambahkan, pengadilan juga memerintahkan penyitaan harta-benda milik Ilham Tohti. Dalam sebuah pesan Twitter, sang pengacara mengungkapkan, Ilham Tohti menyampaikan kepada pengadilan bahwa dia tidak menerima vonis tersebut.
Tim jaksa berpendapat dalam sidang dua hari pekan lalu bahwa Tohti menggalakkan separatisme dan mendorong kekerasan melalui kuliah, artikel, dan komentar-komentarnya kepada media asing.
Kantor berita resmi Xinhua mengatakan pengadilan memutuskan Tohti “menyebarkan pelajaran yang mengandung pemikiran separatis” dan “menyihir serta memaksa mahasiswa” sebagai bagian dari upayanya untuk “membangun sindikat kriminal.”
Xinhua mengatakan Tohti juga dinyatakan bersalah menghasut kebencian etnis “dengan mendistorsi penyebab” kerusuhan di Xinjiang. Dikatakan dia “berkolusi dengan kelompok-kelompok dan individu-individu asing dalam membesar-besarkan insiden yang berhubungan dengan Xinjiang dengan tujuan membuat isu domestik menjadi isu internasional.”
Akademisi berusia 44 tahun itu dengan tegas menolak tuduhan separatisme, dan mengatakan ia hanya berusaha menggalakkan dialog dan menunjukkan ketidakadilan. Pengacaranya, Li Fangping, mengatakan putusan itu “tidak adil” dan mengatakan kliennya akan mengajukan banding.
Tohti dikenal berpandangan moderat, memiliki hubungan baik dengan penguasa mayoritas suku Han China dan masyarakat Muslim Uighur, yang telah lama mengeluhkan perlakuan pemerintah terhadap mereka. Seorang anggota Partai komunis dan dosen di Universitas Minzu, Beijing, Ilham Tohti mengelola situs berita “Uighur Online,” yang mengangkat berbagai masalah etnis Uighur.