Cinta Laura Tak Kecil Hati, Meski Minoritas di Hollywood

Cinta Laura (foto: VOA).

Aktris keturunan Indonesia, Cinta Laura, yang sudah setahun lebih ini menetap dan berkarir di Los Angeles tidak menepis soal minimnya "keragaman" di Hollywood.

Berkarir di Hollywood memang tidak mudah. Selain kompetitif, industri perfilman di AS ini juga diduga diskriminatif terhadap kaum minoritas – termasuk warga kulit hitam, imigran dan perempuan.

Sejumlah selebriti pernah menyuarakan hal ini. Komedian Chris Rock memanfaatkan panggung Oscars tahun ini untuk menuntut peluang yang sama bagi warga kulit hitam.

Sutradara Alejandro Gonzales Innaritu yang berasal dari Meksiko juga menggunakan pidato kemenangan Oscars untuk menyerukan kesempatan yang setara bagi warga imigran. Sementara, Patricia Arquette dan Jennifer Lawrence pernah menyerukan kesetaraan pendapatan antara aktor laki-laki dan perempuan.

Aktris keturunan Indonesia, Cinta Laura, yang sudah setahun lebih ini menetap dan berkarir di Los Angeles tidak menepis soal minimnya keragaman di Hollywood.

“Ya, menurut aku industri film di AS sedikit ethnocentric. Kebanyakan yang terkenal atau dapat peran besar selalu kulit putih. Atau kulit hitam juga banyak sebenarnya, tapi yang kurang terwakili adalah orang-orang yang campuran seperti aku, atau orang Asia, pokoknya ras lain selain kulit putih atau hitam, itu aku merasakannya,” ujar Cinta ketika diwawancarai di apartemennya di sekitar Beverly Hills baru-baru ini.

Kurang beragamnya Hollywood tidak hanya dari segi ras, tapi juga gender.

Sebuah studi yang dirilis tahun 2014 oleh Universitas California Los Angeles (UCLA) mendapati bahwa warga minoritas dan perempuan kurang terwakili, dibandingkan demografi AS, baik di depan dan belakang layar.

Cinta, yang pernah bermain dalam film produksi Hollywood tahun 2013 ‘After the Dark,’ menyampaikan hal serupa.

“Memang kalau di luar kategori pemain film, kalau kita lihat produser, sutradara, penata peran, dan lain-lain lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Saya sedih melihatnya. Jadi buat teman-teman yang ingin bekerja di balik layar jadi sutradara, produser atau penata fotografi, lakukanlah! Kalian pasti bisa. Menurut aku perempuan itu sekreatif laki-laki dan tidak ada alasan kenapa kita tidak bisa melihat lebih banyak sutradara atau produser perempuan di industri film.”

Cinta Laura dalam salah satu adegan film 'After The Dark' (foto: courtesy).

Meskipun penuh tantangan, lulusan Universitas Columbia New York ini mengaku tidak patah semangat. Cinta rajin mengikuti casting atau seleksi pemain dan menjalin perkenalan dengan orang-orang yang berkecimpung dalam industri film. Usahanya membuahkan hasil.

“Saya akan syuting sesuatu tahun ini, tapi masih rahasia. Dalam film itu pemerannya sangat beragam. Ada yang berkulit putih, hitam, Asia, campuran seperti aku, semua dapat peran besar. Itu hal yang bagus.”

Sempat beredar kabar bahwa aktris kelahiran 1993 ini akan main dalam film prekuel Harry Potter berjudul “Fantastic Beasts and Where To Find Them,” namun ketika dikonfimasi VOA, Cinta menolak berkomentar.

Yang jelas, kehadiran aktris belasteran Indonesia-Jerman ini dalam film-film mendatang akan menambah keragaman di Hollywood. [vm]