Clinton akan Hadiri Konferensi Kelompok Penghubung Libya di Uni Emirat Arab

Menlu Itali Franco Frattini (kiri) menandatangani kesepakatan pembukaan konsulat dengan Ali al-Essawi (kanan), perwakilan dari kelompok oposisi Libya (31/5).

Kelompok 22 negara itu sepakat untuk membentuk dana untuk membantu pemberontak Libya menyediakan makanan dan pasokan militer.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton akan ke Uni Emirat Arab minggu depan guna menghadiri pertemuan mengenai konflik Libya. Departemen Luar Negeri hari Selasa mengatakan Clinton akan menghadiri pertemuan Kelompok Penghubung Libya tanggal 9 Juni.

Sebelumnya, kelompok yang beranggotakan 22 negara itu sepakat untuk membentuk dana untuk membantu pemberontak Libya menyediakan makanan, obat-obatan dan pasokan militer di kawasan-kawasan yang mereka kuasai.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini telah membuka konsulat di markas pertahanan pemberontak Libya di Benghazi dan mengatakan rejim pemimpin Libya Moammar Gaddafi telah berakhir.

Menteri Luar Negeri Italia mengatakan kepada wartawan bahwa Gaddafi telah kehilangan basis pendukungnya di Libya dan dukungan internasional.

Frattini tiba di Libya setelah misi yang ditengahi presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan Gaddafi belum siap untuk mundur.

Juru bicara pemerintah Libya Moussa Ibrahim menyangkal laporan-laporan bahwa Zuma membahas strategi mundur dengan pemimpin Libya itu.

Dalam konferensi hari Selasa, Ibrahim juga mengatakan serangan NATO di Libya sejak bulan Maret telah menewaskan 718 warga sipil dan mencederai 4000 lebih lainnya. Jumlah korban itu tidak bisa diverifikasi secara independen. NATO mengatakan telah menyerang sasaran-sasaran militer dan komando Libya untuk melindungi warga sipil Libya dari serangan pasukan Gadhafi.

Dalam berita lainnya, pasukan penjaga pantai Italia mengatakan telah menyelamatkan hampir seribu imigran yang melarikan diri dari kekerasan di Libya. Para imigran yang sebagian besar dari sub sahara Afrika itu ditemukan di lepas pantai Sisilia hari Selasa setelah berhari-hari terkatung-katung di sebuah kapal nelayan tua. Sekitar 40 anak termasuk dalam kelompok itu.