Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengimbau agar pemerintah Mesir berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyelundupan senjata gelap termasuk roket ke dalam wilayah Gaza.
WASHINGTON, DC —
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan kepada para pejabat Israel di Washington bahwa rencana membangun permukiman baru yang berbatasan dengan Yerusalem Timur merugikan upaya perundingan perdamaian.
"Kita semua perlu bekerjasama menemukan jalan maju dalam negosiasi yang akhirnya dapat memberikan solusi dua negara. Itu harus tetap merupakan tujuan kita,” ujarnya.
Clinton memberikan komentar itu, setelah Israel hari Jumat (30/11) mengumumkan untuk membangun 3.000 rumah baru di wilayah pendudukan. Rencana permukiman baru itu sangat kontroversial karena akan dibangun di daerah dekat Yerusalem Timur yang dikenal sebagai E1. Pengumuman rencana permukiman baru Israel itu dinilai bisa menghalangi pendirian sebuah negara Palestina yang wilayahnya tersambung, karena permukiman itu memotong wilayah Tepi Barat.
Dalam pernyataan dalam sebuah forum kebijakan luar negeri di Washington, Menteri Clinton berbicara dengan hangat mengenai aliansi antara Amerika dan Israel yang telah berlangsung lama dan keberatan Amerika atas langkah Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas minggu ini untuk meningkatkan status Palestina di PBB menjadi negara pengamat non-anggota.
"Presiden Abbas mengambil langkah ke arah yang salah minggu ini. Kami menentang resolusi itu. Tetapi kita juga perlu melihat bahwa Otorita Palestina di Tepi Barat masih bisa menawarkan alternatif yang terbaik daripada roket dan perlawanan permanen," tambah Menteri Clinton.
Selanjutnya, Clinton mengatakan para pemimpin Otorita Palestina layak mendapat pujian atas prestasi nyata di lapangan - membuat jalan-jalan aman, merombak lembaga-lembaga pemerintahan dan bekerja sama dengan Israel untuk meningkatkan keamanan Israel.
Ketika para pemimpin Israel dan Palestina siap kembali ke meja perundingan secara langsung, Menlu Clinton mengatakan Presiden Barack Obama akan menjadi mitra penuh.
Ia mengatakan Amerika siap membantu Israel membuat gencatan senjata dengan pasukan Hamas di Gaza lebih permanen. Tetapi upaya itu membutuhkan kerjasama terus-menerus Presiden Mesir Mohamed Morsi.
"Kami mengandalkan Mesir untuk meningkatkan upaya menindak penyelundupan senjata dari Libya dan Sudan ke Gaza. Saya yakin jika lebih banyak roket dibiarkan masuk ke Gaza melalui terowongan-terowongan di perbatasan Mesir-Gaza, itu pasti segera akan membuka jalan bagi lebih banyak bentrokan lagi," ujarnya.
Presiden Obama tidak membuat banyak kemajuan bagi perundingan Israel-Palestina dalam masa jabatan pertamanya. Upaya tingkat tinggi terakhir Amerika bagi penyelesaian konflik Palestina dilakukan oleh mantan Presiden George W. Bush yang mempertemukan kedua pihak dalam proses mencapai perjanjian perdamaian pada akhir tahun 2008.
"Kita semua perlu bekerjasama menemukan jalan maju dalam negosiasi yang akhirnya dapat memberikan solusi dua negara. Itu harus tetap merupakan tujuan kita,” ujarnya.
Clinton memberikan komentar itu, setelah Israel hari Jumat (30/11) mengumumkan untuk membangun 3.000 rumah baru di wilayah pendudukan. Rencana permukiman baru itu sangat kontroversial karena akan dibangun di daerah dekat Yerusalem Timur yang dikenal sebagai E1. Pengumuman rencana permukiman baru Israel itu dinilai bisa menghalangi pendirian sebuah negara Palestina yang wilayahnya tersambung, karena permukiman itu memotong wilayah Tepi Barat.
Dalam pernyataan dalam sebuah forum kebijakan luar negeri di Washington, Menteri Clinton berbicara dengan hangat mengenai aliansi antara Amerika dan Israel yang telah berlangsung lama dan keberatan Amerika atas langkah Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas minggu ini untuk meningkatkan status Palestina di PBB menjadi negara pengamat non-anggota.
"Presiden Abbas mengambil langkah ke arah yang salah minggu ini. Kami menentang resolusi itu. Tetapi kita juga perlu melihat bahwa Otorita Palestina di Tepi Barat masih bisa menawarkan alternatif yang terbaik daripada roket dan perlawanan permanen," tambah Menteri Clinton.
Selanjutnya, Clinton mengatakan para pemimpin Otorita Palestina layak mendapat pujian atas prestasi nyata di lapangan - membuat jalan-jalan aman, merombak lembaga-lembaga pemerintahan dan bekerja sama dengan Israel untuk meningkatkan keamanan Israel.
Ketika para pemimpin Israel dan Palestina siap kembali ke meja perundingan secara langsung, Menlu Clinton mengatakan Presiden Barack Obama akan menjadi mitra penuh.
Ia mengatakan Amerika siap membantu Israel membuat gencatan senjata dengan pasukan Hamas di Gaza lebih permanen. Tetapi upaya itu membutuhkan kerjasama terus-menerus Presiden Mesir Mohamed Morsi.
"Kami mengandalkan Mesir untuk meningkatkan upaya menindak penyelundupan senjata dari Libya dan Sudan ke Gaza. Saya yakin jika lebih banyak roket dibiarkan masuk ke Gaza melalui terowongan-terowongan di perbatasan Mesir-Gaza, itu pasti segera akan membuka jalan bagi lebih banyak bentrokan lagi," ujarnya.
Presiden Obama tidak membuat banyak kemajuan bagi perundingan Israel-Palestina dalam masa jabatan pertamanya. Upaya tingkat tinggi terakhir Amerika bagi penyelesaian konflik Palestina dilakukan oleh mantan Presiden George W. Bush yang mempertemukan kedua pihak dalam proses mencapai perjanjian perdamaian pada akhir tahun 2008.