Clinton Kecam Usul Pemangkasan Pajak Trump

Calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton (foto: dok).

Calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton hari Kamis (11/8) menjabarkan rencana-rencana ekonominya.

Hillary Clinton hari Kamis (11/8) mengatakan bahwa rencana ekonominya itu akan membantu hampir semua pekerja Amerika sementara calon presiden Partai Republik Donald Trump mengatakan akan memangkas pajak orang-orang terkaya seperti dirinya.

Clinton berbicara di sebuah pabrik industri pertahanan dan otomotif di kota Warren – Michigan, tidak jauh dari tempat dimana Trump awal pekan ini menyerukan pemangkasan tajam terhadap pajak perorangan dan perusahaan Amerika.

Sejumlah pembantu Clinton mengatakan mantan menteri luar negeri itu akan mengecam rencana Trump sebagai “hal yang akan menghancurkan perekonomian”, sementara rencana-rencana Clinton akan memusatkan perhatian pada pembangunan lapangan kerja dan proyek-proyek pekerjaan umum untuk memperbaiki jalan, jembatan dan bandara yang rusak. Dalam kampanye hari Rabu (10/8) di negara bagian Iowa, Clinton mengatakan rencanya akan menambah lebih dari 10 juta lapangan kerja tapi menambahkan Trump akan merugikan pasar tenaga kerja Amerika sebanyak lebih dari tiga juta lapangan kerja.

Menjelang pidato Clinton, Trump mengatakan kepada CNBC bahwa amerika seharusnya memperbesar utang jangka panjangnya yang sekarang berjumlah 19 triliun dolar untuk memperkuat militer dan membangun kembali infrastrukturnya. Meskipun ia kerap mengolok-olok Presiden Barack Obama karena menambah jumlah utang, Trump mengatakan menambah utang saat ini tidak masalah karena tingkat suku bunga yang rendah. “ Kita hanya perlu membayar sedikit bunga saat ini. Inilah saatnya untuk meminjam uang”, ujar Trump.

Beberapa survei politik menunjukkan Clinton – yang sedang berupaya untuk menjadi presiden perempuan pertama di Amerika – berada pada posisi yang lebih stabil yaitu 7% diatas Trump, dan menambah dukungan di negara-negara bagian penting pada pemilu 8 November mendatang untuk menggantikan Barack Obama yang masa jabatannya akan berakhir Januari mendatang. [em/ii]