Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton memaparkan strateginya untuk memerangi terorisme hari Selasa, dan secara bersamaan menyerang pesaingnya dari Partai Republik.
“Slogan-slogan yang dangkal tidak sama dengan sebuah strategi” kata Clinton di Minneapolis. “Omongan besar dan fanatik bukan jaminan untuk menjadi Presiden”.
Komentarnya mengenai “omong besar” jelas merujuk pada ancaman kandidat Partai Republik Ted Cruz untuk “membom rata sampai gurun bersinar”. Komentar “fanatik” tampaknya merujuk pada usul Donald Trump untuk melarang orang Islam beremigrasi ke Amerika.
Minneapolis merupakan salah satu tempat tinggal populasi Muslim terbesar di Amerika termasuk ribuan imigran dari Somalia.
Clinton mengatakan sebuah strategi anti terorisme harus menyeluruh termasuk pengetatan pemeriksaan pemohon visa yang pernah berada dimana saja ISIS aktif selama lima tahun terakhir.
Ia juga menyerukan penumpasan terhadap perekrutan teroris dan mengulangi seruannya kepada penyedia layanan internet untuk ikut membantu menutup jaringan teror yang menggunakan media sosial.
Para hadirin di Minneapolis bersorak antusias ketika Clinton menyerukan UU senjata yang lebih ketat.
“Teroris menggunakan senjata untuk membunuh warga Amerika. Saya kira kita harus mempersulit mereka melakukan itu” kata Clinton. “Sangat bertentangan dengan akal sehat bahwa pihak Republik di Kongres menolak untuk mempersulit bagi orang yang berpotensi menjadi teroris untuk membeli senjata”.
Penembak yang menewaskan 14 orang dan mencederai 22 orang di San Bernardino, California awal bulan ini menggunakan senjata yang dibeli secara sah.
Para kandidat presiden dari Partai Republik mengatakan UU senjata yang lebih ketat bukan jawaban bagi aksi teror. Mereka juga mengatakan tindakan dan kebijakan Clinton sebagai menlu membantu kelompok-kelompok seperti ISIS berkembang. [my/jm]