Menlu AS Hillary Clinton bertanya kepada para aktivis demokrasi Timur Tengah bagaimana AS bisa membantu memajukan kebebasan dan HAM di sana.
Dalam menyambut para aktivis itu sebelum pertemuan di Departemen Luar Negeri AS, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton meminta mereka untuk memberikan "penilaian sejujurnya” mengenai cara-cara terbaik bagi Amerika untuk menawarkan dukungan.
Clinton mengatakan Amerika pernah menghadapi perjuangannya sendiri dengan HAM termasuk mengatasi perbudakan dan menjamin perempuan berhak untuk memilih.
Sebagian aktivis berasal dari Mesir, Libya, Tunisia dan Yaman yang semuanya menjalani transisi politik setelah pergolakan anti pemerintah. Lainnya datang dari Aljazair, Yordania, Kuwait , Libanon, Maroko, wilayah-wilayah Palestina dan Qatar. Banyak dalam kelompok itu ikut serta dalam dialog masyarakat madani Departemen Luar Negeri awal bulan ini.
Menteri Luar Negeri Clinton telah menjadi seorang pendukung gigih HAM di kawasan itu dan khususnya sangat prihatin dengan peristiwa-peristiwa di Suriah. Dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB bulan Maret, Clinton mengatakan rakyat Suriah “berhak memperoleh kesempatan serupa untuk membentuk masa depan mereka yang kini dinikmati rakyat Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman.
Clinton mengatakan Amerika pernah menghadapi perjuangannya sendiri dengan HAM termasuk mengatasi perbudakan dan menjamin perempuan berhak untuk memilih.
Sebagian aktivis berasal dari Mesir, Libya, Tunisia dan Yaman yang semuanya menjalani transisi politik setelah pergolakan anti pemerintah. Lainnya datang dari Aljazair, Yordania, Kuwait , Libanon, Maroko, wilayah-wilayah Palestina dan Qatar. Banyak dalam kelompok itu ikut serta dalam dialog masyarakat madani Departemen Luar Negeri awal bulan ini.
Menteri Luar Negeri Clinton telah menjadi seorang pendukung gigih HAM di kawasan itu dan khususnya sangat prihatin dengan peristiwa-peristiwa di Suriah. Dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB bulan Maret, Clinton mengatakan rakyat Suriah “berhak memperoleh kesempatan serupa untuk membentuk masa depan mereka yang kini dinikmati rakyat Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman.