Clinton, Trump Raih Kemenangan Besar pada 'Super Tuesday'

  • Jim Malone

Kandidat Capres AS dari Partai Republik Donald Trump (kiri) dan Hillary Clinton (kanan) memberikan sambutan kepada para pendukungnya setelah pemilihan suara pendahuluan "Super Tuesday".

Hillary Clinton dan Donald Trump memperkokoh cengkeraman mereka untuk merebut nominasi calon presiden dari partai masing-masing, setelah meraih kemenangan di beberapa negara bagian penting pada 'Super Tuesday'.

Kandidat Republik Donald Trump dan kandidat Demokrat Hillary Clinton menang besar dalam pemilihan pendahuluan dan kaukus Super Tuesday (Selasa, 1/3), yang diadakan serentak di 12 negara bagian. Mereka telah mengambil langkah besar menuju nominasi masing-masing partai untuk menjadi presiden.

Pada malam terbesar kampanye presiden 2016, kandidat Partai Republik Donald Trump mengklaim kemenangan setelah memenangi sebagian besar negara bagian yang beragam, mulai dari wilayah Selatan sampai wilayah New England di Amerika timur laut. Dalam proses itu, ia mengambil langkah besar menjadi calon partai.

Setelah kemenangan itu, kepada jaringan televisi ABC, Donald Trump mengatakan, “Saya pemersatu. Saya paham bahwa orang akan sulit mempercayainya. Tapi percayalah, saya pemersatu. Setelah kita mengatasi semua ini, saya akan menantang satu orang, dan orang itu adalah Hillary Clinton.”

Senator Ted Cruz memenangi negara bagian asalnya Texas dan negara bagian tetangganya Oklahoma dan mendesak lawan-lawannya agar mundur, sehingga dia bisa menghadapi Donald Trump sendirian.

Dalam pidato kemenangan setelah penghitungan suara di Texas, Cruz mengatakan, “Dan setelah malam ini kita telah melihat bahwa kubu kita adalah satu-satunya kubu yang telah mengalahkan, yang bisa mengalahkan dan yang akan mengalahkan Donald Trump.”

Senator Marco Rubio memperoleh terobosan dengan kemenangan pertama, di Minnesota, tetapi secara keseluruhan tertinggal di belakang.

Di antara para pendukungnya yang berkumpul di markas besar kampanyenya, Rubio mengatakan, “Kita akan mengirim pesan bahwa partai Abraham Lincoln dan Ronald Reagan dan kursi kepresidenan Amerika Serikat tidak akan pernah diduduki oleh seseorang yang mahir berbohong.”

Meskipun Trump menuai kesuksesan, tokoh-tokoh Partai Republik di Kongres menginginkan agar Trump lebih tegas menolak fanatisme setelah adanya pernyataan dukungan dari seorang mantan pemimpin Ku Klux Klan.

Paul Ryan, Ketua DPR Amerika dari Partai Republik mengatakan, “Jika seseorang ingin menjadi calon dari Partai Republik, tidak boleh ada penghindaran dan permainan. Mereka harus menolak kelompok atau tujuan apapun yang dibangun atas dasar fanatisme.”

Sementara, dalam kontes di Partai Demokrat, Selasa malam merupakan malam penting bagi Hillary Clinton yang menyapu kemenangan di beberapa negara bagian wilayah selatan Amerika – sehingga menempatkan dirinya dalam keunggulan yang mantap untuk mendapat nominasi partai.

Mantan Menteri Luar Negeri AS itu memetik kemenangan di negara bagian Tennessee, Alabama, Georgia, Arkansas, Virginia, Texas, dan Massachusetts. Kini, Clinton telah menggeser sebagian fokusnya dengan menyerang kandidat capres Partai Republik.

“Taruhan dalam pemilihan ini tidak pernah setinggi ini dan retorika yang kita dengar di pihak lain tidak pernah serendah ini. Berusaha memecah belah Amerika antara "kita" dan "mereka" adalah salah, dan kita tidak akan membiarkannya terjadi,” sindir Clinton.

Lawannya dari partai Demokrat, Bernie Sanders, memenangi pemilihan pendahuluan di negara bagian asalnya Vermont serta negara bagian Oklahoma, Colorado dan Minnesota. Dia bertekad akan terus maju.

“Kita akan melakukan perjuangan demi keadilan ekonomi, keadilan sosial, untuk kesehatan lingkungan, untuk dunia yang damai bagi setiap orang,” ujar Sanders.

Ujian bagi kedua partai masih akan datang dengan pemilihan pendahuluan di beberapa negara bagian besar dalam dua minggu mendatang. [lt/uh]