Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit di Bosnia di Ambang Jurang

Para siswa di sekolah dasar di Kacuni belajar di luar ruangan di tengah pandemi Covid-19 di Kacuni, Bosnia dan Herzegovina, 8 September 2020. REUTERS/Dado Ruvic

Para dokter di Bosnia, salah satu negara di Balkan yang paling terkena dampak pandemi virus corona, meminta seluruh warga untuk menghormati langkah-langkah pencegahan virus ini guna membantu sistem layanan kesehatan yang makin terpuruk.

Sewaktu Bosnia berjuang keras mengatasi lonjakan kasus dan jumlah orang yang meninggal dunia akibat virus mematikan ini, pihak berwenang mengubah sepertiga dari seluruh ruangan di rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.

Negara miskin yang luluh lantak akibat perang pada 1992-1995 menghadapi kekurangan anggaran, korupsi dan salah kelola pemerintahan. Bosnia memiliki sistem layanan kesehatan paling lemah di Eropa.

Pihak berwenang, Kamis (19/11), melaporkan lebih dari seribu kasus baru virus corona di negara berpenduduk 3,5 juta orang itu, sementara 64 lainnya meninggal dalam 24 jam terakhir.

Dr. Amir Cohajic, pakar penyakit dalam di bekas rumah sakit militer yang kini menjadi RS Abdullah Nakas di Sarajevo, tak bosan-bosan mengingatkan warga untuk mengenakan masker, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan massa dalam jumlah besar.

Cohajic mengatakan rumah sakitnya sebenarnya untuk merawat pasien dengan penyakit yang tidak terlalu serius, karena mereka yang mengidap penyakit yang berpotensi mengakibatkan situasi hidup-atau-mati akan dirujuk ke rumah sakit lain. Namun, kini setiap hari rumah sakitnya penuh.

Sementara Dr. Erdan Drljevic, Kepala Pusat Penyakit Menular di RS Sarajevo mengatakan tingkat kematian tertinggi ada di kota-kota kecil di mana rumah-rumah sakit seringkali tidak memiliki kapasitas untuk merawat pasien virus corona. [em/pp]