COVID-19 Terkendali, Bioskop-Bioskop di China Diserbu Penonton

  • Associated Press

Seorang pria mengenakan masker untuk mengurangi penyebaran virus corona melintas di depan poster film di Poly Cinema, di Beijing, China, 25 Februari 2021. (Foto: Andy Wong/Associated Press)

Sensasi dan kemeriahan layar lebar telah kembali menjadi momen besar di pasar film terbesar di dunia.

Dengan wabah virus corona yang sudah terkendali di China dan bioskop-bioskop buka dengan setengah dari kapasitas, para penggemar film memecahkan rekor box office China. Jumlah film-film yang diproduksi di dalam negeri jauh melampaui pesaing di Hollywood.

China mencetak penjualan tiket filim terbesar dalam sejarah pada Februari, yang mencapai 11,2 miliar yuan atau Rp 24,8 triliun hingga saat ini. China mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai pasar penjualan tiket film terbesar di dunia setelah box office AS terpuruk karena penutupan sejumlah besar bioskop akibat pandemi virus corona.

Bioskop-bioskop di China dibuka kembali pada pertengahan tahun ini, dan jumlah penonton secara stabil terus meningkat sejak saat itu. Film-film produksi lokal juga bisa mendapatkan keuntungan dari periode “blackout” tidak resmi. Dalam periode “blackout” ini, hanya film-film produksi dalam negeri yang diperbolehkan untuk ditayangkan. Kekurangan film laris Hollywood dalam beberapa bulan terakhir tampaknya juga meningkatkan pasar film China.

“Orang-orang diimbau untuk tinggal di Beijing selama Tahun Baru Imlek, jadi menonton film di bioskop menjadi pilihan hiburan utama,” kata Chu Donglei, manajer pemasaran di cabang Tiananmen Poly Cinema, Beijing, seperti dikutip oleh Associated Press.​

Para pengunjung mengenakan masker untuk menahan penyebaran virus corona, berbincang-bincang sambil menonton film di Poly Cinema di Beijing, China, 25 Februari 2021. (Foto: Andy Wong/Associated Press)

Menurut data dari China Film Information Network, 95 persen penjualan box office berasal dari tujuh film berpenghasilan tertinggi yang dijadwalkan rilis sekitar festival Tahun Baru Imlek yang dijadwalkan dimulai pada 12 Februari tahun ini.

Film dengan pendapatan tertinggi adalah film komedi "Hi, Mom" yang dibintangi Carina, yang meraup 4,36 miliar yuan, disusul film laga komedi "Detective Chinatown 3" dengan 4,13 miliar yuan.

Wang Xiaoyu, 32 tahun, yang bekerja di industri film, hanya dapat membeli tiket untuk "Hi, Mom" pada Kamis, dan menyebut pengalaman menonton itu sebagai ``sangat menyentuh''.

“Saya tahu ada beberapa film yang dirilis dan dialirkan secara online. Namun, menurut saya pengalaman menonton film online tidak sebagus menonton di bioskop," kata Wang.

Wang mengatakan kurangnya pilihan hiburan akan membantu meningkatkan penjualan tiket selama pandemi dan menandai masa depan yang cerah bagi industri film China

Para pengunjung, yang menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus, menunggu giliran masuk ke bioaskop di Poly Cinema, di Beijing, China, 25 Februari 2021. (Foto: Andy Wong/AP)

Fu Yalong, wakil manajer umum ENDATA Solutions Center, sebuah perusahaan analitik yang berfokus pada industri hiburan, mengatakan bahwa data box office baru-baru ini menunjukkan bahwa "industri film China memiliki ketahanan yang kuat dan fondasi yang kuat."

"Selama Festival Musim Semi, ada film dengan berbagai tema dan tema, dan penonton sangat puas.” Kata Fu. “Bahkan di bawah pengaruh pandemi dan kenaikan harga tiket pesawat, kita masih bisa meraih prestasi seperti itu."

Tahun lalu, penjualan tiket bioskop di China diperkirakan mencapai $2,7 miliar dibandingkan $2,3 miliar di AS yang mengalami penurunan penjualan tiket hingga 80 persen. Film aksi "Eight Hundred" merayakan perlawanan China terhadap penjajah Jepang di Shanghai pada 1930-an, menjadi film paling laris. Film itu meraup pendapatan $461,3 juta, yang sebagian besar berasal dari China.

Musim semi lalu, selama puncak COVID-19, China juga menutup bioskop-bioskop. Namun secara bertahap dibuka kembali di musim panas. Hingga Jumat, China sudah melalui 11 hari tanpa ada laporan kasus baru penularan virus lokal.

Sejak wabah pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan pada akhir 2019, China telah melaporkan 89.877 kasus, termasuk 4.636 kematian. [na/ft]