Cuaca Ekstrem, Banjir Landa Kota Medan dan Pandeglang

BPBD Kota Medan bersama tim gabungan mengevakuasi warga terdampak banjir di Kota Medan, Minggu (27/2). (Foto: BPBD Kota Medan)

Cuaca ekstrem hujan deras melanda beberapa wilayah di Indonesia, menyebabkan banjir di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, dan Kabupaten Pandeglang, serta di Serang, Banten.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengataan sebanyak 3.267 rumah di Kota Medan terendam banjir pada Minggu (27/2) kemarin. Banjir dengan ketinggian air sekitar 30 sentimeter hingga satu meter itu melanda 9 kecamatan di Kota Medan yakni Medan Johor, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Sunggal, Medan Polonia, Medan Denai, Medan Labuhan, dan Medan Amplas.

Banjir merendam enam kecamatan di Serang. (Foto: Courtesy/BPBD Serang)

"Peristiwa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya Sungai Deli, Sungai Babura, Sei Batuan dan Sanggal hingga masuk ke pemukiman warga. Sedikitnya 3.267 kepala keluarga atau 9.428 jiwa terdampak. Sedangkan, 185 jiwa memilih untuk mengungsi," kata Muhari, Selasa (1/3).

Muhari mengatakan beberapa organisasi perangkat daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan telah berkoordinasi untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir.

"Selain itu bantuan logistik juga disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Pendirian tenda dan dapur umum telah dibuat bagi warga yang memilih mengungsi atas kejadian ini," ujarnya.

Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga tiga hari ke depan Kamis (3/3) wilayah Kota Medan berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Menyikapi hal ini BNPB mengimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bencana hidrometeorologi.

Seorang warga beristirahat di sofa rumahnya yang terendam banjir di Desa Sukajaya, Serang, 2 Maret 2022. (Foto: AFP/Dziki Oktomauliyadi)

"Langkah mitigasi yang dapat dilakukan di antaranya mengetahui risiko bencana yang ada di lokasi tempat tinggal, pahami rute evakuasi atau daerah yang lebih tinggi. Selain itu, pahami potensi bahaya sekitar dan informasi peringatan dini cuaca yang bersumber dari laman resmi seperti InaRISK dan InfoBMKG," ungkap Muhari.

Salah satu warga Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Edo, mengatakan kawasan tempat tinggalnya merupakan wilayah langganan yang kerap dilanda banjir. Namun, banjir yang terjadi kali ini bisa dikatakan cukup parah.

"Kondisi banjir memang parah, sudah begitu tiba-tiba tidak seperti biasanya. Warga-warga di sini barang-barangnya juga tidak terselamatkan," katanya.

Warga mengarungi banjir saat mengungsi pasca banjir di Serang, Provinsi Banten, 1 Maret 2022. (Foto: AFP/Dziki Oktomauliyadi)

Edo menceritakan rumahnya telah terendam banjir selama dua hari. Hal itu diperparah dengan tinggi air yang mencapai 3 meter di kawasan rumahnya.

"Kami terpaksa berada di posko yang berada di tempat tinggi. Parah kali ini banjir. Kalau untuk tahun ini lumayan besar bahkan banjir sampai ketinggian 3 meter," tandasnya.

Kepala Lingkungan IV Kelurahan Aur, Sabil, mengatakan masyarakat melakukan gotong royong membersihkan sisa-sisa lumpur akibat banjir.

"Kondisi masyarakat saat ini sudah pasti lelah karena mereka membersihkan rumah. Setelah pascabanjir tinggal membersihkan lumpur dan masyarakat gotong royong. Ada juga kerugian materiel dan barang-barang mereka juga terendam ada yang hanyut," ungkapnya.

Seorang warga sedang mengeringkan kasurakibat terendam banjir di Desa Sukajaya, Serang pada 2 Maret 2022. (Foto: AFP/Dziki Oktomauliyadi)

Puluhan Rumah di Pandeglang Terendam

Sementara, hujan deras yang mengakibatkan banjir juga terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Selasa (1/3). Sedikitnya 50 unit rumah warga terdampak banjir usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur empat kecamatan di kabupaten tersebut. Tinggi muka air saat kejadian tercatat 50 hingga 100 sentimeter. Namun, tak ada warga yang mengungsi akibat banjir tersebut.

"BPBD Kabupaten Pandeglang melaporkan wilayah yang terdampak adalah Desa Kalanganyar di Kecamatan Labuan, Desa Citeureup di Kecamatan Panimbang, Desa Taruma Nagara dan Desa Banyuasih di Kecamatan Cigeulis, dan Desa Margagiri di Kecamatan Pagelaran," sebut Muhari.

Sebagai bentuk respons penanganan darurat, BPBD Kabupaten Pandeglang berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan kaji cepat dan evakuasi warga. Pihaknya juga masih melakukan pendataan kerugian materiil lainnya yang mungkin timbul akibat kejadian banjir tersebut.

"Berdasarkan pengamatan di lapangan hingga saat ini hujan dengan intensitas sedang masih mengguyur lokasi kejadian," ucap Muhari

BACA JUGA: Banjir Landa Medan, 2 Tewas

Banten Tak Luput dari Banjir

Bukan hanya itu, banjir juga melanda wilayah lain di Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Serang. Sama halnya dengan di Kabupaten Pandeglang, banjir yang melanda 6 kecamatan di Kabupaten Serang ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang terjadi di wilayah tersebut.

"Adapun 6 kecamatan tersebut adalah Kecamatan Padarincang, Gunungsari, Ciomas, Waringin Kurung, Kramatwatu, dan Kragilan," ujar Muhari.

Saat ini BPBD Kabupaten Serang masih melakukan pendataan jumlah warga terdampak maupun kerugian materiel lain. Namun, pihaknya melaporkan beberapa warga sudah terlihat bersiap untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Beberapa akses jalan di Kabupaten Serang juga dikabarkan terputus akibat terendam banjir.

Tempat pengungsian di Pandeglang. (Foto: BPBD Pandeglang, Banten)

"BPBD berkoordinasi dengan TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran, relawan, dan instansi terkait lainnya melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir. Pihak BPBD juga terus memantau perkembangan cuaca yang akan dijadikan dasar informasi peringatan dini bagi masyarakat," kata Muhari.

Dalam prakiraan cuaca BMKG hingga Rabu (2/3), Banten berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Menanggapi hal tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi bahaya bencana hidrometeorologi.

"Sejalan dengan langkah antisipasi, pemerintah daerah juga diimbau menyiapkan rencana kedaruratan jika terjadi bencana di wilayahnya. Apabila telah terjadi banjir dan menimbulkan pengungsian. Maka kebutuhan mendesak bagi warga harus dipenuhi sesegera mungkin," pungkas Muhari. [aa/em]