Peseteruan anggota Kerajaan Inggris belum usai dah bahkan makin memanas seiring dengan curahan hati Pangeran Harry yang tiada habisnya. Anak bungsu Raja Charles III itu dilaporkan menceritakan bagaimana dia sudah sejak lama merasa "sedikit berbeda" dibandingkan dengan anggota keluarga kerajaan Inggris lainnya.
Harry mengungkapkan hal itu dalam sebuah wawancara dengan seorang ahli trauma pada Sabtu (4/3).
Dalam sebuah diskusi dengan Dr Gabor Mate, Harry, yang berusia 38 tahun, menggambarkan dirinya berasal dari keluarga "broken home." Laporan percakapan yang disiarkan langsung itu menyebut ia berusaha untuk tidak menularkan "trauma itu" kepada anak-anaknya.
Wawancara tersebut adalah tindak lanjut dari publikasi memoar kontroversial sang pangeran yang diterbitkan pada Januari, berjudul "Spare." Harry dalam buku itu menceritakan ia melewati masa remajanya dengan mengonsumsi obat-obatan dan alkohol. Ia pun dengan lugas membeberkan hubungannya yang buruk dengan sang ayah Raja Charles III, dan kakaknya, William.
"Saya pasti merasa sepanjang hidup saya, masa muda saya, saya merasa sedikit berbeda dengan anggota keluarga saya yang lain," kata Harry kepada Mate, menurut berbagai laporan media tentang wawancara tersebut.
"Saya merasa aneh berada di komunitas ini, dan saya tahu ibu saya merasakan hal yang sama. Jadi masuk akal bagi saya," tambahnya, merujuk pada mendiang ibunya, Putri Diana.
Harry kemudian memuji istrinya, Meghan Markle, karena telah "menyelamatkan" dia.
"Saya terjebak di dunia ini, dan dia berasal dari dunia yang berbeda dan membantu saya keluar dari dunia itu," katanya. Harry menggambarkan Meghan sebagai "manusia yang luar biasa."
BACA JUGA: Buckingham Minta Harry, Meghan Kosongkan Rumah di InggrisSelama percakapan itu, Mate - penulis beberapa buku tentang trauma, kecanduan, dan penyakit - secara terbuka mendiagnosis Harry menderita gangguan defisit perhatian (attention deficit disorder/ADD).
Mate mengatakan Harry mengalami "banyak trauma dan penderitaan.” Ia merujuk pada rangkuman kehidupan sang pangeran, termasuk ketika kehilangan ibunya pada usia 12 tahun dan kemudian bertugas di angkatan bersenjata Inggris di Afghanistan.
Harry memilih keluar dari Inggris dan meninggalkan kehidupan kerajaan dengan Meghan pada 2020 di tengah keretakan yang tajam dengan monarki.
Ia menceritakan gaya pengasuhannya terhadap dua anak mereka, Archie yang berusia tiga tahun dan Lilibet yang berusia satu tahun.
"Saya merasakan tanggung jawab besar untuk tidak mewariskan trauma atau pengalaman negatif apa pun yang saya alami sebagai seorang anak atau sebagai seorang pria dewasa," katanya.
"Ada saat-saat saya menahan diri ketika saya seharusnya menghujani mereka dengan cinta itu, tapi saya mungkin tidak melakukannya."
Dia menambahkan bahwa bersama dengan Meghanm mereka mencoba untuk belajar "dari masa lalu kami sendiri dan tumpang tindih kesalahan itu, mungkin, dan berkembang untuk memutus siklus itu".
Dalam memoarnya, Harry mengakui telah mengonsumsi ganja secara teratur di awal kehidupannya, dan kokain pada beberapa kesempatan ketika dia masih berusia remaja. Ia "bersedia mencoba hampir semua hal yang akan mengubah tatanan yang telah ditetapkan sebelumnya".
BACA JUGA: Cekcok Soal Meghan, Harry Sebut Pangeran William Lakukan Serangan Fisik terhadap DirinyaDia menegaskan kembali kepada Mate bahwa kokain "tidak berdampak apa pun untuk saya,” tetapi mariyuana "berbeda.”
"(Mariyuana) itu sebenarnya sangat membantu saya," katanya, menurut Asosiasi Pers Inggris.
Memoar "Spare" - di mana Harry mengklaim kakaknya, William, menyerangnya saat mereka bertengkar soal Meghan - secara signifikan memperburuk hubungan antara pasangan yang mengasingkan diri itu dengan bangsawan Inggris senior lainnya. [ah/ft]