Presiden Joe Biden mengecam larangan aborsi dalam sebuah kampanye di Florida pada Selasa (23/4). Larangan aborsi yang akan diberlakukan di negara bagian itu dan pembatasan serupa telah membahayakan akses layanan bagi ibu hamil secara nasional.
"Minggu depan, salah satu undang-undang antiaborsi yang paling ekstrem di negara ini akan berlaku di Florida. Undang-undang ini mengkriminalisasi layanan kesehatan reproduksi bahkan sebelum perempuan menyadari bahwa dia hamil. Ini aneh," kata Biden kepada massa yang antusias di Tampa.
Dulu, Florida adalah swing state yang lebih mandiri dalam menentukan pilihan dalam pemilu AS. Belakangan, negara bagian itu semakin condong untuk memilih Partai Republik.
Larangan aborsi untuk kehamilan enam minggu di negara bagian itu akan mulai berlaku pada 1 Mei. Pada saat yang bersamaan, para pemilih di sana bersiap melakukan pemungutan suara yang akan memasukkan hak aborsi dalam konstitusi negara bagian.
BACA JUGA: Aborsi di AS: Kebebasan Pribadi atau Hak Negara?Biden berusaha memanfaatkan momentum tersebut untuk menentang pembatasan aborsi secara nasional. Ia melakukan ini tidak hanya untuk mendukung upayanya terpilih kembali di negara bagian-negara bagian di mana ia menang pada 2020, tetapi juga di negara bagian-negara bagian yang dimenangkan Trump, kandidat calon presiden dari Partai Republik, empat tahun lalu.
Menurut pendukung di lapangan, dukungan terhadap akses aborsi berasal dari Partai Republik dan Demokrat. Mereka bermaksud menjadikan isu tersebut sebisa mungkin nonpartisan sementara mereka berupaya meraih setidaknya 60% dukungan dari pemilih untuk inisiatif pemungutan suara.
Kondisi tersebut bisa berarti pemilih di Florida akan membagi suara mereka, mendukung kandidat Partai Republik sekaligus mendukung aborsi. Namun, Biden melihat pesan yang kuat dalam isu aborsi, dan mengatakan kepada para pendukungnya pada saat kampanye bahwa dia yakin “Florida berperan secara nasional.” [ka/lt]