Para pengamat mengatakan Detroit menanggung akibat kesalahannya sendiri yang salah membaca peta industri otomotif.
Dengan mengajukan pailit, kota Detroit yang dililit utang tidak hanya mengulur waktu untuk menata keuangannya, tetapi juga menyerahkan kendali keuangan pemerintahannya kepada seorang hakim federal.
Guru besar ilmu hukum Peter Henning dari Wayne State University di Michigan mengatakan hakim, yang bukan pejabat terpilih kota itu, akan membuat keputusan penting tentang masa depan Detroit.
Detroit menyebut diri sebagai ‘Motor City,’ pusat industri otomotif Amerika. Tetapi sementara orang Amerika jatuh cinta pada impor mobil asing dari Jepang dan Jerman selama 30 tahun ini, pamor Detroit merosot. Populasinya menurun drastis dalam beberapa dekade dan banyak kawasan perumahan ambruk karena rusak dan ditinggalkan begitu saja.
Selagi pengaruh kota itu sebagai pusat perindustrian redup dalam setengah abad ini, para pejabat terpilih pemerintahan setempat tidak becus mengurus, sementara salah seorang walikota dipenjarakan akibat skandal seks. Kini utang kota berjumlah 18 milyar dolar lebih.
Guru besar bisnis dan hukum pada University of Michigan, Erik Gordon mengatakan pada VOA, Detroit kini menanggung akibat kesalahannya sendiri.
Menurutnya, produsen mobil Amerika benar-benar salah membaca daya pikat mobil buatan luar negeri, yang lama kelamaan mengurangi postur Detroit sebagai simbol otot perindustrian Amerika.
Cendekiawan Michigan itu mengatakan, dengan pengajuan pailit, Detroit akan punya waktu meninjau kembali keuangannya, meskipun banyak kreditur kecil kemungkinannya dibayar sebanyak yang mereka pinjamkan.
Ia berharap Detroit kelak akan bangkit dari kebangkrutan sebagai kota baru yang berfokus pada pertumbuhan bisnis teknologi, bukan pada masa lalu perindustriaannya.
Walikota Detroit Dave Bing berharap langkah pengajuan pailit akan menandai awal baru bagi kota itu, yang bergulat menghadapi defisit anggaran lebih dari US$300 juta dan utang jangka panjang $18 miliar lebih.
Guru besar ilmu hukum Peter Henning dari Wayne State University di Michigan mengatakan hakim, yang bukan pejabat terpilih kota itu, akan membuat keputusan penting tentang masa depan Detroit.
Detroit menyebut diri sebagai ‘Motor City,’ pusat industri otomotif Amerika. Tetapi sementara orang Amerika jatuh cinta pada impor mobil asing dari Jepang dan Jerman selama 30 tahun ini, pamor Detroit merosot. Populasinya menurun drastis dalam beberapa dekade dan banyak kawasan perumahan ambruk karena rusak dan ditinggalkan begitu saja.
Selagi pengaruh kota itu sebagai pusat perindustrian redup dalam setengah abad ini, para pejabat terpilih pemerintahan setempat tidak becus mengurus, sementara salah seorang walikota dipenjarakan akibat skandal seks. Kini utang kota berjumlah 18 milyar dolar lebih.
Guru besar bisnis dan hukum pada University of Michigan, Erik Gordon mengatakan pada VOA, Detroit kini menanggung akibat kesalahannya sendiri.
Menurutnya, produsen mobil Amerika benar-benar salah membaca daya pikat mobil buatan luar negeri, yang lama kelamaan mengurangi postur Detroit sebagai simbol otot perindustrian Amerika.
Cendekiawan Michigan itu mengatakan, dengan pengajuan pailit, Detroit akan punya waktu meninjau kembali keuangannya, meskipun banyak kreditur kecil kemungkinannya dibayar sebanyak yang mereka pinjamkan.
Ia berharap Detroit kelak akan bangkit dari kebangkrutan sebagai kota baru yang berfokus pada pertumbuhan bisnis teknologi, bukan pada masa lalu perindustriaannya.
Walikota Detroit Dave Bing berharap langkah pengajuan pailit akan menandai awal baru bagi kota itu, yang bergulat menghadapi defisit anggaran lebih dari US$300 juta dan utang jangka panjang $18 miliar lebih.