Menurut data pemerintah yang dirilis Kamis (7/1), lonjakan impor ke tingkat yang hampir sama seperti sebelum pandemi, menyebabkan defisit perdagangan AS membesar lagi pada November dan hampir mencapai rekor baru.
Ekspor juga naik, tetapi pada laju yang lebih lamban sehingga menyebabkan defisit perdagangan barang dan jasa meningkat 5 miliar dolar pada Oktober dan menjadi $68,1 miliar, demikian menurut laporan Departemen Perdagangan.
Senjang perdagangan itu merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2006 ketika mencapai $68,3 miliar. Angka itu tidak termasuk sektor jasa, di mana Amerika mempertahankan sebuah surplus kecil. Defisit perdagangan barang naik terus ke tingkat tertinggi sebesar $85,5 miliar, kata laporan itu.
"Defisit perdagangan mendekati rekor pada November, karena ekspor terus dibatasi oleh permintaan dunia yang lemah, sementara permintaan konsumen yang besar meningkatkan jumlah impor," kata James Watson dari Oxford Economics.
Jumlah impor melonjak senilai $7.2 milyar dan menjadi $252.3 milyar, tulis laporan itu, hampir sama dengan tingkat pada Januari tahun lalu sebelum pandemi virus corona melumpuhkan perdagangan dunia.
Kenaikan itu terutama disebabkan oleh naiknya pembelian barang terutama telepon pintar dan peralatan rumah tangga. Rubeela Farooqi dari High Frequency Economics memperingatkan, pandemi yang sedang berlangsung membuat masa depan perdagangan tidak pasti.
Kesenjangan perdagangan pada November hampir 14 persen lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2019, sebesar $ 604,8 miliar.
Sementara itu, Amerika mencatat 787.000 permohonan baru untuk mendapat tunjangan pengangguran pada minggu terakhir tahun 2020, kata Departemen Tenaga Kerja hari Kamis.
Hal itu menunjukkan bahwa PHK masih terus berlangsung berbulan-bulan setelah pandemi merebak. Jumlah permohonan itu 3.000 lebih sedikit dari pekan sebelumnya, tetapi masih jauh dari angka pengangguran terendah yang tercatat sebelum Covid-19 merebak di AS bulan Maret, yang menyebabkan penutupan banyak bisnis sehingga melumpuhkan ekonomi. [ps/jm]