Memasang hiasan atau dekorasi rumah selama bulan Ramadan dan Idul Fitri bukanlah hal yang dipersyaratkan agama. Tetapi Muslim di Amerika ada yang mulai melakukannya untuk alasan tertentu. Bagaimana pula pasar hiasan Ramadan di Amerika?
"Jadi awalnya, sebetulnya ini lebih untuk anak-anak, bukan untuk saya."
Begitu alasan Wendi Mogul mengapa ia memasang hiasan atau dekorasi Ramadan di rumahnya. Ibu dua anak ini semula bermukim di seputar Washington DC. Karena cukup banyak sesama Muslim di sekitar ibukota Amerika yang melaksanakan ibadah Ramadan dan merayakan Idul Fitri, kemeriahan suasana hari-hari tersebut sangat terasa di sana.
Your browser doesn’t support HTML5
Suasana itu tidak ia temukan di Tucson, Arizona, kota tempatnya bermukim sekarang ini. Di kota yang tidak terlalu besar ini, ujarnya, Muslim benar-benar menjadi minoritas. Bahkan murid-murid Muslim di sekolah anak-anaknya bisa dihitung dengan sebelah tangan saja.
Persoalan muncul ketika kedua anaknya, yang kini berusia 10 dan 12 tahun, mulai ikut berpuasa. Mereka mulai bertanya-tanya mengapa Ramadan dan Lebaran kurang seru dibandingkan dengan perayaan Natal yang dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan, hiasan dan hadiah.
"Lama-lama saya mesti mencari cara bagaimana supaya Ramadan menyenangkan untuk mereka. Bukan hanya bangun pagi, berpuasa dan berbuka puasa. Setelah saya googling, ternyata bukan cuma saya yang merasa begitu. Ternyata banyak juga Muslim American yang belakangan ini mulai merasa begitu," jelasnya..
Jadi ia termotivasi untuk membuat keluarganya lebih gembira menyambut Ramadan dan membuat atmosfer Ramadan lebih terasa di tengah-tengah masyarakat yang mayoritasnya warganya nonmuslim.
Melalui suatu artikel di koran, ia membaca ada seorang pengusaha Muslim perempuan yang membuat Ramadan tree, pohon Ramadan. Pengusaha tersebut semula membuat hiasan tersebut untuk menyenangkan anak-anaknya. Tetapi kabar dari mulut ke mulut, membuat produknya semakin populer sampai-sampai ia membuat toko online di Instagram.
"Saya cek di Instagram, memang keren. Pohonnya berbentuk seperti bulan sabit, dan bisa kita hias sesukanya," lanjutnya.
Kehadiran pohon Ramadan berikut pernak-pernik di rumahnya membuat atmosfer bulan suci ini lebih terasa. Ia senang, anak-anaknya apalagi, lebih senang.
Sambutan berbeda-beda ia terima dari mereka yang melihat hiasan seperti itu di rumahnya.
Dari yang non-muslim, mereka mengatakan ‘it’s so cool!’ Tidak ada masalah. Sementara itu Muslim di sini malah bertanya-tanya, ‘beli di mana?’ Tidak ada yang menentang.
Mereka yang bermukim di Amerika biasanya mengerti alasannya, Yang menentang, kata Wendi, biasanya justru mereka yang tinggal di luar Amerika, misalnya dari Indonesia, yang menganggap keluarganya ikut-ikutan tradisi umat Kristen.
Pasar Hiasan Ramadan
Mencari hiasan Ramadan di Amerika sekarang ini sangat mudah. Menurut Wendi, sudah banyak warga Muslim Amerika yang memiliki bisnis yang menawarkan pernak-pernik hiasan Ramadan dan Idul Fitri, karena permintaan untuk itu memang besar.
Harga hiasan itu bervariasi tergantung ukuran. Pohon Ramadan berukuran kecil yang dipajang Wendi, misalnya, ia beli seharga sekitar 135 dolar.
Sementara itu, hiasan berukir tulisan seperti Eid Mubarak, Ramadan Mubarak, dan sebagainya yang ditawarkan situs Eidway, misalnya, dijual mulai dari harga 10 dolar hingga 50 dolar. Situs yang khusus menawarkan dekorasi bertema Ramadan, Ied dan hiasan Islami lainnya itu juga menyediakan balon, stiker, lampion, maupun poster pendidikan mengenai Ramadan untuk anak-anak.
Bukan hanya toko-toko online yang menawarkan hiasan semacam itu. Toko ritel berjaringan luas yang berspesialisasi menyediakan pernak-pernik kebutuhan pesta pada berbagai musim, Party City, sejak tahun lalu meluncurkan produk bertema Ramadan. Mulai dari hiasan gantung, balon, hingga keperluan makan seperti piring dan serbet kertas.
Seperti gayung bersambut, ini semua untuk memenuhi kebutuhan Muslim Amerika, yang menurut perkiraan Pusat Riset Pew pada tahun 2017 mendekati 4 juta orang. Produk-produk semacam itu, seperti kata Wendi Mogul, "Untuk orang-orang seperti saya, yang mencari kemeriahan Ramadan." [uh]