Delegasi Militer AS Disambut Tes Corona di Thailand

Ketua Gabungan Kepala-kepala Staf Militer AS, Jenderal James McConville, menjalani tes Covid-19 di bandara militer, Bangkok, Thailand, 9 Juli 2020.

Delegasi Angkatan Darat AS, yang dipimpin Ketua Gabungan Kepala-kepala Staf Militer AS, Jenderal James McConville, Kamis (9/7), menjadi pejabat asing pertama yang berkunjung ke Thailand sejak peraturan masuk ke negara itu dilonggarkan sebagai bagian dari pencabutan pembatasan-pembatasan terkait wabah virus corona.

Sebuah foto yang dirilis Korps Angkatan Darat Thailand menunjukkan, saat kedatangannya dari Singapura di Bangkok, McConville disambut tim medis yang kemudian melakukan uji virus corona terhadap dirinya. Para pejabat Thailand mengatakan, McConville juga menjalani tes serupa sebelum meninggalkan Singapura.

Kunjungan itu menimbulkan sensasi di media sosial setempat. Ada sejumlah pihak yang mengatakan, delegasi itu masuk ke Thailand dengan mengabaikan aturan karantina 14 hari yang diwajibkan kepada para pengunjung asing.

Menurut pihak berwenang, klaim-klaim itu tidak benar. Mereka mengatakan, tamu-tamu VIP pemerintah dibolehkan tidak menjalani karantina di fasilitas-fasilitas pemerintah selama kunjungan mereka berlangsung singkat dan delegasinya tidak lebih dari 10 orang.

Meski demikian, para VIP ini masih diharuskan memenuhi ketentuan-ketentuan lain, seperti memiliki sertifikat bebas virus corona, didampingi petugas penghubung, mematuhi rencana perjalanan yang sudah ditetapkan sebelumnya dan menggunakan transportasi yang secara khusus dipersiapkan untuk mereka.

Ketua Gabungan Kepala-kepala Staf Militer AS, Jenderal James McConville, dan Kepala Angkatan Darat Apirat Kongsompong, di Bangkok, Thailand, Kamis (9/7). (Foto courtesy: Royal Thai Army)

McConville bertemu Kepala Angkatan Darat Apirat Kongsompong, Kamis (9/7), dan akan bertemu Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pada Jumat. Ia kemudian terbang ke Jepang setelah kunjungan dua harinya itu.

Aktivis politik Thailand Srisuwan Janya sebelumnya pekan ini mengatakan akan mengajukan gugatan resmi yang menuduh pemerintah melakukan kesalahan dengan mengizinkan kunjungan itu. Ia menuduh, tanpa mengajukan bukti, peraturan VIP ini sengaja dibuat untuk memfasilitasi kunjungan delegasi AS. [ab/uh]