Puluhan orang berkumpul di luar pengadilan di Tel Aviv saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersaksi pada hari Selasa (10/12) dalam persidangan yang telah berlangsung lama atas tuduhan korupsi.
Sebagian demonstran memprotes Netanyahu, termasuk anggota keluarga-keluarga sandera yang ditawan di Gaza, dan yang lainnya mendukungnya.
Shoham Smith adalah seorang demonstran yang memprotes Netanyahu.
“Kami juga di sini, bersama keluarga-keluarga sandera yang sepenuhnya ditinggalkan oleh Netanyahu. Dia tidak melakukan tugasnya yang paling penting, dan semua tuduhan yang diarahkan kepadanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengabaiannya terhadap para sandera.”
Demonstran lain, Reuven Ben adalah pendukung Netanyahu.
“Saya datang untuk mendukung perdana menteri. Saya pikir dia diadili secara tidak adil. Mereka telah mengejarnya selama delapan tahun. Orang ini berkontribusi bagi negara dan kaum sayap kiri, selalu ingin menjatuhkannya.”
BACA JUGA: Netanyahu Kecam Media Saat Bersaksi Dalam Sidang Kasus KorupsinyaNetanyahu didakwa melakukan penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menerima suap dalam tiga kasus terpisah.
Ia dituduh menerima cerutu dan sampanye senilai puluhan ribu dolar dan bertukar bantuan dengan rekan-rekannya yang kaya. Netanyahu membantah melakukan kesalahan, dengan mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut adalah upaya mencari-cari kesalahan.
Berdasarkan hukum Israel, perdana menteri yang didakwa tidak diharuskan untuk mengundurkan diri.
Namun, tuduhan terhadap Netanyahu memecah belah Israel, dengan para pengunjuk rasa menuntutnya untuk mengundurkan diri dan para mantan sekutu politiknya menolak untuk bekerja sama dalam pemerintahan dengan pemimpin Israel tersebut. Keadaan demikian telah memicu krisis politik yang menyebabkan lima pemilihan umum dalam waktu kurang dari empat tahun yang dimulai pada tahun 2019.
Pendukung Netanyahu memandang tuduhan-tuduhan tersebut sebagai akibat dari bias dan tindakan yang melampaui batas dari sistem peradilan.
Meskipun mendapat tekanan, Netanyahu telah menolak seruan untuk mengundurkan diri dan telah menggunakan posisinya sebagai perdana menteri untuk menyerang penegak hukum, media, dan pengadilan. [lt/jm]