Militer Mesir bergerak untuk meredakan pertempuran jalanan antara pendukung dan penentang presiden Mesir tersingkir Mohamed Morsi.
Kendaraan lapis baja bergerak melintasi Jembatan 6 Oktober di pusat kota Kairo Jumat sementara demonstran anti-Morsi bertahan. Juru bicara militer kepada kantor berita Perancis mengatakan tentara tidak memihak tetapi bergerak guna mencegah korban jiwa.
Anggota pihak yang saling bersaing bentrok di seantero Kairo dan kota-kota lain, termasuk Alexandria, Jumat, melempar batu dan kembang api serta terlibat perkelahian. Televisi pemerintah mengatakan setidaknya sudah 17 orang tewas.
Sebelumnya pada Jumat, tentara menembaki pendukung Morsi yang mencoba berbaris ke markas Departemen Pertahanan. Pada Rabu, tentara menangkap Morsi, bersama para pemimpin Ikhwanul Muslimin lain, serta membekukan konstitusi. Militer menyatakan tindakan itu dilakukan guna mencegah risiko pemberontakan rakyat. Militer menunjuk hakim senior, Adly Mansour, sebagai presiden sementara, dan ia dilantik hari Kamis.
Pihak oposisi menuduh Morsi mengkhianati revolusi 2011 yang menggulingkan Hosni Mubarak. Militer dan bekas kelompok oposisi Mesir mengimbau rekonsiliasi, sementara militer terus maju dengan apa yang disebutnya peta jalan guna memulihkan pemerintahan sipil yang demokratis.
Pimpinan Ikhwanul Muslimin mengecam militer karena menutup saluran televisi resmi dan surat kabarnya serta beberapa media Islam lain. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan, tindakan itu membawa Mesir "kembali ke era praktek-praktek penindasan, kediktatoran, dan korupsi."
Pejabat-pejabat kehakiman mengatakan mereka akan membuka penyidikan pekan depan terhadap Morsi dan anggota Ikhwanul lain atas tuduhan "menghina pengadilan." Pendukung Ikhwanul Muslimin, Safwat Hegazy, mengatakan kelompok itu berharap mengalahkan militer hanya dengan kekuatan jumlah massa.
Anggota pihak yang saling bersaing bentrok di seantero Kairo dan kota-kota lain, termasuk Alexandria, Jumat, melempar batu dan kembang api serta terlibat perkelahian. Televisi pemerintah mengatakan setidaknya sudah 17 orang tewas.
Sebelumnya pada Jumat, tentara menembaki pendukung Morsi yang mencoba berbaris ke markas Departemen Pertahanan. Pada Rabu, tentara menangkap Morsi, bersama para pemimpin Ikhwanul Muslimin lain, serta membekukan konstitusi. Militer menyatakan tindakan itu dilakukan guna mencegah risiko pemberontakan rakyat. Militer menunjuk hakim senior, Adly Mansour, sebagai presiden sementara, dan ia dilantik hari Kamis.
Pihak oposisi menuduh Morsi mengkhianati revolusi 2011 yang menggulingkan Hosni Mubarak. Militer dan bekas kelompok oposisi Mesir mengimbau rekonsiliasi, sementara militer terus maju dengan apa yang disebutnya peta jalan guna memulihkan pemerintahan sipil yang demokratis.
Pimpinan Ikhwanul Muslimin mengecam militer karena menutup saluran televisi resmi dan surat kabarnya serta beberapa media Islam lain. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan, tindakan itu membawa Mesir "kembali ke era praktek-praktek penindasan, kediktatoran, dan korupsi."
Pejabat-pejabat kehakiman mengatakan mereka akan membuka penyidikan pekan depan terhadap Morsi dan anggota Ikhwanul lain atas tuduhan "menghina pengadilan." Pendukung Ikhwanul Muslimin, Safwat Hegazy, mengatakan kelompok itu berharap mengalahkan militer hanya dengan kekuatan jumlah massa.