Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina pada Kamis (2/5) tetap berada di balik barikade di kampus UCLA meskipun ada perintah dari polisi untuk meninggalkan kampus itu karena mereka siap bergerak ke perkemahan yang telah dibentengi dan dikepung oleh kerumunan massa yang lebih besar lagi, termasuk para pendukung yang saling bergandengan lengan dan para penonton yang ingin tahu.
Sejumlah besar polisi mulai tiba di kampus UCLA pada Rabu (1/5) sore, dan bus-bus kosong diparkir di dekat kampus di Los Angeles itu untuk membawa para pengunjuk rasa yang tidak mematuhi perintah. Kebuntuan yang menegangkan itu terjadi satu malam setelah kekerasan yang dipicu oleh bentrokan dengan pengunjuk rasa tandingan di tempat yang sama.
Sebuah “kota kecil” dibangun di dalam perkemahan yang dibarikade di alun-alun kampus, penuh dengan ratusan orang dan tenda-tenda. Sejumlah pengunjuk rasa tampak salat Magrib, sementara yang lain meneriakkan “kami tidak akan pergi” atau membagi-bagikan kacamata dan masker. Mereka mengenakan helm dan jilbab, dan mendiskusikan cara-cara terbaik untuk menangani semprotan merica atau gas air mata. Seorang mahasiswa bernyanyi melalui megafon.
BACA JUGA: Pengunjuk Rasa Tandingan Serbu Perkemahan Pro-Palestina di UCLASejumlah demonstran membuat perisai buatan sendiri dari kayu lapis untuk berjaga-jaga jika mereka bentrok dengan polisi yang telah membentuk garis pertahanan di tempat lain di kampus. “(Ini) untuk peluru karet, siapa yang mau perisai?” teriak seorang demonstran.
Sementara itu, kerumunan besar mahasiswa, alumni dan warga sekitar berkumpul di tangga-tangga kampus di luar tenda, duduk sambil mendengarkan protes para mahasiswa, bertepuk tangan dan bergabung dalam nyanyian pro-Palestina. Sekelompok mahasiswa yang memegang poster dan mengenakan kaos yang mendukung Israel dan orang-orang Yahudi berdemonstrasi di dekatnya.
Kerumunan massa terus bertambah seiring dengan berlalunya malam dan semakin banyak polisi yang datang ke kampus UCLA itu. [em/uh]