Para demonstran berunjuk rasa di Inggris, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kejahatan kemanusiaan di Papua.
Sekitar 50 orang melakukan unjuk rasa terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di luar tempat tinggal Perdana Menteri Inggris David Cameron, di Downing Street No. 10, London, pada Rabu (31/10).
Para pendemo tersebut mengklaim Presiden Yudhoyono telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap warga suku asli di Papua Barat. Mereka juga menuduh Inggris mendahulukan kepentingan komersil di atas hak asasi manusia.
"Warga Papua Barat ditangkap, disiksa dan dibunuh, dan Inggris serta Uni Eropa malah mendukung [Yudhoyono] demi uang,” ujar seorang demonstran bernama Nal Pattinama sambil menangis.
Para demonstran, beberapa menggunakan topeng Halloween dan cat muka, melambai-lambaikan poster yang bertuliskan seruan untuk pembebasan tahanan politik Papua, yang ditangkap karena mendorong gerakan separasi.
Pendemo yang lain, termasuk para wakil dari Amnesty International dan lembaga swadaya masyarakat Indonesia, melambaikan bendera Papua, sebuah aksi yang dapat dikenakan hukuman 15 tahun penjara di Indonesia.
Dua aktivis hak asasi manusia kemudian mencoba menggapai mobil Presiden namun dihentikan oleh polisi. Scotland Yard mengatakan mereka telah menangkap seorang pria karena mencoba menganggu kunjungan Presiden.
Kelompok hak asasi manusia termasuk Human Rights Watch yang berbasis di New York mengatakan militer Indonesia bertanggung jawab terhadap beberapa tindakan kekerasan di Papua, di mana gerakan separasi terus berlangsung selama puluhan tahun.
Presiden Yudhoyono mengakui bahwa pihak keamanan Indonesia terkadang bereaksi berlebihan, namun ia mengatakan serangan-serangan tersebut “berskala kecil dengan jumlah korban yang terbatas.”
Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang berada dalam kunjungan tiga hari ke Inggris. Keduanya disambut oleh Ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip dalam sebuah upcara di Parade Penjaga Berkuda di London. Acara berlanjut dengan prosesi menggunakan kereta kuda ke Istana Buckingham, di mana Presiden dan Ibu Ani tinggal selama kunjungan kenegaraan tersebut.
Ratu Elizabeth, yang berkunjung ke Indonesia beserta suaminya 33 tahun yang lalu, juga menggelar jamuan makan malam mewah untuk Presiden Yudhoyono dan rombongan.
Inggris memang bersemangat memperkuat hubungan komersil dengan Indonesia, dan telah mendorong sumber daya dari kedutaannya di Uni Eropa untuk meningkatkan posisi diplomatiknya di Indonesia dan di Asia. (AP/Reuters)
Para pendemo tersebut mengklaim Presiden Yudhoyono telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap warga suku asli di Papua Barat. Mereka juga menuduh Inggris mendahulukan kepentingan komersil di atas hak asasi manusia.
"Warga Papua Barat ditangkap, disiksa dan dibunuh, dan Inggris serta Uni Eropa malah mendukung [Yudhoyono] demi uang,” ujar seorang demonstran bernama Nal Pattinama sambil menangis.
Para demonstran, beberapa menggunakan topeng Halloween dan cat muka, melambai-lambaikan poster yang bertuliskan seruan untuk pembebasan tahanan politik Papua, yang ditangkap karena mendorong gerakan separasi.
Pendemo yang lain, termasuk para wakil dari Amnesty International dan lembaga swadaya masyarakat Indonesia, melambaikan bendera Papua, sebuah aksi yang dapat dikenakan hukuman 15 tahun penjara di Indonesia.
Dua aktivis hak asasi manusia kemudian mencoba menggapai mobil Presiden namun dihentikan oleh polisi. Scotland Yard mengatakan mereka telah menangkap seorang pria karena mencoba menganggu kunjungan Presiden.
Kelompok hak asasi manusia termasuk Human Rights Watch yang berbasis di New York mengatakan militer Indonesia bertanggung jawab terhadap beberapa tindakan kekerasan di Papua, di mana gerakan separasi terus berlangsung selama puluhan tahun.
Presiden Yudhoyono mengakui bahwa pihak keamanan Indonesia terkadang bereaksi berlebihan, namun ia mengatakan serangan-serangan tersebut “berskala kecil dengan jumlah korban yang terbatas.”
Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang berada dalam kunjungan tiga hari ke Inggris. Keduanya disambut oleh Ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip dalam sebuah upcara di Parade Penjaga Berkuda di London. Acara berlanjut dengan prosesi menggunakan kereta kuda ke Istana Buckingham, di mana Presiden dan Ibu Ani tinggal selama kunjungan kenegaraan tersebut.
Ratu Elizabeth, yang berkunjung ke Indonesia beserta suaminya 33 tahun yang lalu, juga menggelar jamuan makan malam mewah untuk Presiden Yudhoyono dan rombongan.
Inggris memang bersemangat memperkuat hubungan komersil dengan Indonesia, dan telah mendorong sumber daya dari kedutaannya di Uni Eropa untuk meningkatkan posisi diplomatiknya di Indonesia dan di Asia. (AP/Reuters)