Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Sudan hari Kamis (25/4), untuk apa yang disebut oleh penyelenggara sebuah "pawai jutaan yang kuat" untuk mendukung pemerintahan sipil. Unjuk rasa itu berlangsung meskipun Dewan Militer Transisi (TMC) yang berkuasa di Sudan dan kelompok-kelompok oposisi sepakat untuk membentuk sebuah komisi guna mencari jalan keluar atas ketidaksepakatan mereka.
Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di Khartoum hari Kamis menyerukan para pemimpin militer yang menggulingkan Omar al-Bashir untuk menyerahkan kekuasaan kepada para pemimpin sipil.
Kelompok pemrotes utama Sudan, Persatuan Profesional Sudan atau SPA, menyelenggarakan demonstrasi itu setelah pembicaraan dengan Dewan Militer Transisi (TMC) mengalami kebuntuan.
Tiga anggota TMC mengundurkan diri Rabu malam, setelah SPA menyerukan protes. TMC mengenali mereka sebagai Letnan Jenderal Omar Zain al-Abideen, Jalal al-Deen al-Sheikh, dan Al-Tayeb Babakr Ali Fadeel. Namun pengunduran diri mereka tidak segera diterima.
SPA menuntut tiga letnan jenderal itu diberhentikan dan diadili atas peran mereka dalam tindakan keras yang menewaskan puluhan pengunjuk rasa. Oposisi Sudan dan TMC sepakat Rabu malam, untuk membentuk komisi yang berupaya menyelesaikan ketidaksepakatan mereka.
Juru bicara TMC, Shams Eldin Kabashi menekankan dalam konferensi pers setelah mereka menyetujui upaya itu. Dia mengatakan Dewan Militer Transisi atau TMC dan Pasukan Pengunjuk rasa untuk Kebebasan dan Perubahan saling melengkapi. Mereka berharap untuk menetapkan apa yang memenuhi ambisi Sudan, kata Kabashi.
Pengamat politik Mutasim Ahmed mengatakan, pengunduran diri militer dan pertemuan dengan pengunjuk rasa adalah pertanda baik. Dia mengatakan, kepercayaan telah pulih antara dua kekuatan utama, pasukan kebebasan dan perubahan dan TMC. Kedua kekuatan itu telah mengubah rejim sebelumnya. Tetapi misi mereka sekarang, kata Ahmed, adalah menyingkirkan akar-akar rezim sebelumnya.
Militer menggulingkan Bashir pada 11 April setelah tiga dasawarsa berkuasa dan empat bulan protes anti-pemerintah.
Para pemimpin militer mengambil alih, menjanjikan pemilihan dalam waktu dua tahun. Namun, pengunjuk rasa menuntut pemerintahan sipil langsung dan menolak meninggalkan protes di jalan-jalan. (ps)