Demonstran Ukraina Bentrok dengan Polisi Soal Kesepakatan Uni Eropa

Para demonstran bentrok dengan polisi anti huru-hara di Kiev, Ukraina (24/11)

Para demonstran di Ukraina -- yang telah melangsungkan protes selama beberapa hari untuk menuntut pemerintah agar berubah sikap dan menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa – bentrok dengan polisi.
Polisi di Ukraina melepaskan gas air mata ke arah demonstran pro-Eropa sewaktu mereka melakukan demonstrasi hari kedua menentang keputusan pemerintah untuk tidak menandatangani perjanjian perdagangan bersejarah dengan Uni Eropa.

Ratusan orang berpawai melalui ibukota untuk hari kedua seraya menyerukan agar Presiden Viktor Yanukovych menandatangani perjanjian,

Sebelumnya hari Minggu, warga berbondong-bondong ke ibukota Kiev dalam salah satu protes terbesar sejak Revolusi Oranye sembilan tahun silam.

Perjanjian dengan Uni Eropa semula akan ditandatangani pekan ini pada KTT Uni Eropa mengenai kemitraan di Eropa Timur di ibukota Lithuania, Vilnius.

Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso hari Senin mengritik tekanan Rusia terhadap perjanjian itu, dan menyatakan bahwa tawaran Uni Eropa masih terbuka.

Rusia dituduh melakukan tekanan politik dan ekonomi selama berbulan-bulan termasuk ancaman terhadap pasokan minyak Ukraina.

Bentrokan-bentrokan kecil pecah Senin (25/11) di alun-alun pusat Kiev, mempersoalkan langkah tiba-tiba Kabinet yang membuat pemerintah mundur dari kesepakatan Uni Eropa dan malah memfokuskan pada hubungan perdagangan dengan Rusia.

PM Mykola Azarov mengatakan kepada parlemen, langkah itu tidak akan mengubah strategi Ukraina untuk menggabungkan diri dengan Uni Eropa.

Perjanjian itu ditunda Kamis setelah parlemen menolak untuk meloloskan legislasi yang membebaskan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko yang dipenjara. Pembebasan Tymoshenko merupakan persyaratan utama Uni Eropa untuk menandatangani perjanjian keanggotaan dengan Ukraina.

Perintah penundaan itu menyebutkan, Ukraina akan melanjutkan kembali dialog aktif dengan Belarus dan Kazakhstan, dua anggota serikat pimpinan Rusia, serta negara-negara bekas Soviet lainnya dengan tujuan menghidupkan kembali hubungan perdagangan dan ekonomi.

Beberapa anggota oposisi Ukraina pekan lalu mengatakan, pengumuman kabinet itu merupakan alasan untuk memakzulkan Presiden Viktor Yanukovych.