Ribuan warga Moskow berunjuk rasa menentang Presiden Rusia Vladimir Putin di di depan markas besar Dinas Keamanan Federal Rusia, Sabtu (15/12).
MOSKOW —
Helikopter polisi Rusia terbang di udara Moskow, sementara ribuan pengunjuk rasa mengadakan rapat akbar di alun-alun Lubyanka depan markas besar Dinas Keamanan Federal Rusia, yang sebelumnya dikenal sebagai KGB, Sabtu (15/12). Mereka berkumpul untuk melancarkan aksi demonstrasi meskipun suhu udara sangat dingin dan penjagaan polisi sangat ketat.
Aksi protes itu dilakukan untuk memperingati satu tahun unjuk rasa menentang Presiden Vladimir Putin dan pengaruhnya yang menguat.
Demonstrasi itu tidak mendapat izin pihak berwenang Moskow dan mereka yang ikut atau mengorganisir rapat akbar itu bisa didenda dalam jumlah besar dan ditangkap. Para pejabat mengatakan, denda itu adalah untuk melindungi keamanan warga kebanyakan di Rusia.
Sejak Putin berkuasa, Rusia terlihat melakukan penumpasan besar-besaran terhadap pembangkang. Blogger anti-korupsi Alexei Navalny, organisator utama demonstrasi anti-Kremlin yang juga ditangkap hari Sabtu, sebelumnya dituduh melakukan kecurangan karena katanya mencuri jutaan dolar kayu gelondongan dan sekarang sedang diselidiki atas tuduhan melakukan kecurangan lainnya. Ia mengatakan, tuduhan-tuduhan terhadapnya berlatar belakang politik. Moskow menyangkal klaim itu. Navalny bisa dikenai hukuman 10 tahun penjara.
Pemimpin oposisi Sergei Udaltsov, yang ditangkap dalam demonstrasi itu, mengatakan, tidak masuk akal orang tidak boleh menyampaikan pendapat di Rusia. Menurut Udaltsov, mereka ingin mengadakan pawai kebebasan secara damai hari Sabtu (15/12) tanpa melanggar hukum. Namun, pihak berwenang Rusia melarang pawai itu tanpa alasan yang masuk akal. Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah Rusia takut pada warganya sendiri.
Selain itu, denda karena ikut dan mengorganisir demonstrasi-demonstrasi yang tidak mendapat izin untuk menentang Kremlin naik lebih dari 150 kali, lebih tinggi dari gaji tahunan rata-rata warga Rusia.
Tamara, warga Moskow yang berusia 20-an yang tidak mau disebut nama keluarganya, mengatakan ia hampir tidak jadi ikut demonstrasi itu karena takut terkena denda. Menurut Tamara, banyak orang tidak datang karena takut didenda. "Saya juga takut didenda, karena perlu waktu berbulan-bulan untuk melunasi denda itu," katanya.
Selain Udaltsov dan Navalny, pemimpin-pemimpin oposisi terkemuka lain yang ditangkap hari Sabtu termasuk Ilya Yashin dan pembawa acara televisi Ksenia Sobcak. Meskipun demikian, para pemimpin oposisi mengatakan akan terus berdemonstrasi.
Warga Rusia mulai melancarkan protes bulan Desember 2011 dalam demonstrasi-demonstrasi besar sejak runtuhnya Uni Sovyet. Rapat-rapat akbar itu dimulai setelah partai yang berkuasa Rusia Bersatu memenangkan pemilu parlemen. Para demonstran menyatakan partai itu menang karena adanya surat-surat suara palsu yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak suara dan kecurangan suara, tuduhan yang disangkal partai tersebut.
Sejak itu, para demonstran terus mengadakan rapat akbar menentang masa jabatan ketiga Presiden Rusia Vladimir Putin. Hali ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pemrotes mengatakan Putin memerintah negara itu dengan sistem politik yang dikendalikan secara ketat dan korupsi. Kremlin menyangkal tuduhan-tuduhan itu.
Aksi protes itu dilakukan untuk memperingati satu tahun unjuk rasa menentang Presiden Vladimir Putin dan pengaruhnya yang menguat.
Demonstrasi itu tidak mendapat izin pihak berwenang Moskow dan mereka yang ikut atau mengorganisir rapat akbar itu bisa didenda dalam jumlah besar dan ditangkap. Para pejabat mengatakan, denda itu adalah untuk melindungi keamanan warga kebanyakan di Rusia.
Sejak Putin berkuasa, Rusia terlihat melakukan penumpasan besar-besaran terhadap pembangkang. Blogger anti-korupsi Alexei Navalny, organisator utama demonstrasi anti-Kremlin yang juga ditangkap hari Sabtu, sebelumnya dituduh melakukan kecurangan karena katanya mencuri jutaan dolar kayu gelondongan dan sekarang sedang diselidiki atas tuduhan melakukan kecurangan lainnya. Ia mengatakan, tuduhan-tuduhan terhadapnya berlatar belakang politik. Moskow menyangkal klaim itu. Navalny bisa dikenai hukuman 10 tahun penjara.
Pemimpin oposisi Sergei Udaltsov, yang ditangkap dalam demonstrasi itu, mengatakan, tidak masuk akal orang tidak boleh menyampaikan pendapat di Rusia. Menurut Udaltsov, mereka ingin mengadakan pawai kebebasan secara damai hari Sabtu (15/12) tanpa melanggar hukum. Namun, pihak berwenang Rusia melarang pawai itu tanpa alasan yang masuk akal. Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah Rusia takut pada warganya sendiri.
Selain itu, denda karena ikut dan mengorganisir demonstrasi-demonstrasi yang tidak mendapat izin untuk menentang Kremlin naik lebih dari 150 kali, lebih tinggi dari gaji tahunan rata-rata warga Rusia.
Tamara, warga Moskow yang berusia 20-an yang tidak mau disebut nama keluarganya, mengatakan ia hampir tidak jadi ikut demonstrasi itu karena takut terkena denda. Menurut Tamara, banyak orang tidak datang karena takut didenda. "Saya juga takut didenda, karena perlu waktu berbulan-bulan untuk melunasi denda itu," katanya.
Selain Udaltsov dan Navalny, pemimpin-pemimpin oposisi terkemuka lain yang ditangkap hari Sabtu termasuk Ilya Yashin dan pembawa acara televisi Ksenia Sobcak. Meskipun demikian, para pemimpin oposisi mengatakan akan terus berdemonstrasi.
Warga Rusia mulai melancarkan protes bulan Desember 2011 dalam demonstrasi-demonstrasi besar sejak runtuhnya Uni Sovyet. Rapat-rapat akbar itu dimulai setelah partai yang berkuasa Rusia Bersatu memenangkan pemilu parlemen. Para demonstran menyatakan partai itu menang karena adanya surat-surat suara palsu yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak suara dan kecurangan suara, tuduhan yang disangkal partai tersebut.
Sejak itu, para demonstran terus mengadakan rapat akbar menentang masa jabatan ketiga Presiden Rusia Vladimir Putin. Hali ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pemrotes mengatakan Putin memerintah negara itu dengan sistem politik yang dikendalikan secara ketat dan korupsi. Kremlin menyangkal tuduhan-tuduhan itu.