Para demonstran sekali lagi memenuhi jalan-jalan di Baltimore hari Sabtu (2/5), setelah kepala kejaksaan di kota AS itu menyatakan Freddie Gray tewas karena dibunuh. Jaksa telah menjatuhkan tuduhan kriminal terhadap enam polisi yang terlibat dalam penangkapannya.
Pihak penyelenggara memperkirakan 10.000 orang berunjuk rasa.
Pasukan keamanan dikerahkan untuk menjamin aksi massa itu berlangsung damai. Garda Nasional negara bagian Maryland hari Sabtu menulis pesan di Twitter bahwa pihaknya menerjunkan 3.000 personel darat dan udara untuk “membantu mengamankan Baltimore.”
Aksi hari Sabtu tersebut berbeda dari demonstrasi-demonstrasi sebelumnya menyusul dakwaan kriminal yang diumumkan Jumat.
Langkah itu disambut lega oleh warga yang marah karena kematian Gray di dalam tahanan polisi bulan lalu. Pria berkulit hitam berusia 25 tahun itu tewas karena cedera tulang belakang seminggu setelah ditangkap pada 12 April.
Jaksa kota Baltimore Marilyn Mosby mengatakan Gray “mengalami cedera leher yang parah karena tangannya diborgol, kakinya diikat dan tidak dipasangkan sabuk pengaman dalam van polisi yang mengangkutnya.
Tetapi banyak yang memperingatkan bahwa tuduhan-tuduhan itu, termasuk pembunuhan tingkat dua dan pembantaian, baru langkah pertama menuju keadilan.
Ayah tiri Gray, Richard Shipley, mengatakan kepada wartawan Jumat bahwa keluarganya “puas” dengan dakwaan terhadap tiga polisi kulit hitam dan tiga polisi kulit putih itu dan menyerukan kepada para pengunjuk rasa untuk tenang.
“Kalau kalian tidak datang dengan damai, tolong jangan datang sama sekali,” katanya.
Penyelenggara menggambarkan aksi hari Sabtu itu sebagai “unjuk rasa kemenangan.” Menurut polisi 38 orang ditangkap dalam demonstrasi Jumat malam. 15 orang lainnya ditangkap karena melanggar jam malam.