Tidak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya mengabaikan tuntutan utama keamanan Rusia, dan juga mengatakan Moskow bersedia untuk berbicara lebih banyak untuk meredakan ketegangan atas masalah Ukraina, pemerintahan Biden melancarkan lebih banyak negosiasi diplomatik.
Sinyalemen demikian disampaikan oleh Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika dalam jumpa pers pada Selasa (1/2).
BACA JUGA: Taiwan Cermati Respon AS terhadap Rusia dan Ukraina“Diplomasi yang intensif, substantif, serius, dan berkelanjutan dibutuhkan pada kondisi saat ini jika kita ingin sampai di sana. Kami siap untuk itu. Menteri Luar Negeri juga menegaskan bahwa diplomasi ini, jika ingin membuahkan hasil, perlu dilakukan dalam konteks deeskalasi. Hal tersebut adalah sesuatu, tentu saja, yang belum kita lihat sejauh ini,” ujar Price.
Komentar Putin tersebut adalah yang pertama dalam lebih dari sebulan dan mengisyaratkan bahwa kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina mungkin tidak akan segera terjadi dan setidaknya satu putaran diplomasi mungkin dapat berlangsung.
Namun kedua pihak tetap teguh pada posisi utama masing-masing, dan hanya ada sedikit harapan untuk mencapai konsesi.
BACA JUGA: Qatar: Eropa Butuh Bantuan Internasional Jika Rusia Putuskan Pasokan GasMenteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken pada Selasa (1/2) menegaskan kembali posisi yang diajukan oleh Putin dan oleh Presiden Joe Biden. Gedung Putih mengatakan Biden dan Putin juga dapat berbicara begitu AS menerima tanggapan Rusia.
Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina, sehingga memicu kekhawatiran akan terjadinya invasi. Rusia telah membantah bahwa pihaknya berniat untuk menyerang Ukraina. [lt/em]