Berlandaskan kebijakan "Satu China," Amerika Serikat tidak mengambil sikap atas kedaulatan Taiwan, kata Departemen Luar Negeri AS pada Senin (26/9).
Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi di New York di sela-sela Sidang Umum PBB. Dalam kesempatan itu Blinken mengatakan kepada Wang, kebijakan Amerika tentang "Satu China" tidak berubah.
Meskipun Amerika Serikat belum sepakat untuk mengambil sikap apa pun terkait kedaulatan Taiwan, pernyataan Departemen Luar Negeri tersebut adalah komentar publik yang jarang dibuat.
BACA JUGA: Wapres AS Sebut Aliansi AS-Jepang Fondasi Penting Stabilitas Asia-Pasifik“Kami tidak mengambil sikap atas kedaulatan, tetapi kebijakan yang menjadi dasar pendekatan kami terhadap Taiwan sejak 1979 tetap berlaku hari ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam konferensi pers pada Senin (26/9) ketika ia ditanya apakah Taiwan merupakan bagian dari China berdasar kebijakan "Satu China" itu.
Republik Rakyat China mengklaim kedaulatan atas Taiwan. AS sendiri “mengakui” tetapi tidak “mendukung” sikap yang diambil oleh China itu. Amerika Serikat juga tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
“Kedua sisi Selat Taiwan (merupakan) milik China. Taiwan adalah bagian dari wilayah China. Kedaulatan dan integritas teritorial China tidak pernah terbagi. Ini adalah status quo di Selat Taiwan dan satu China adalah jantung dari status quo ini,” cuit juru bicara Kementerian Luar Negeri China. [ka/jm]