Para pemimpin NATO, pada Selasa (11/7), mengatakan akan mengizinkan Ukraina bergabung dengan aliansi itu “ketika seluruh anggota setuju dan syarat-syaratnya telah terpenuhi.”
Hal tersebut disampaikan beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam keras kegagalan organisasi itu untuk menetapkan jadwal bagi negaranya untuk bergabung dalam aliansi tersebut, yang ia sebut sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller, menegaskan kembali posisi NATO itu dalam keterangan pers pada Selasa dengan mengatakan “aliansi tetap berada dalam posisi menyampaikan undangan kepada Ukraina untuk bergabung dengan NATO ketika aliansi dan sekutu setuju dan persyaratannya terpenuhi.”
Meskipun banyak anggota NATO telah menyalurkan senjata dan amunisi ke pasukan Zelenskyy, belum ada konsensus di antara 31 sekutu itu untuk menerima Ukraina sebagai anggota.
Sebaliknya, para pemimpin NATO memutuskan untuk menghilangkan hambatan menjadi anggota sehingga Ukraina dapat bergabung lebih cepat setelah perang dengan Rusia berakhir.
“Ada alasan penting mengapa Ukraina tidak menjadi anggota NATO saat ini, karena hal itu akan secara langsung menempatkan Amerika Serikat dalam perang dengan Rusia,” ujar Miller.
“Pertanyaan seputar keanggotaan NATO itu bukan satu-satunya hal penting yang akan dihasilkan KTT ini,” tambahnya merujuk pada KTT Nato di Vilnius, Lituania pada minggu ini.
“Mereka (Ukraina.red) sedang berperang dengan Rusia dan kami terus memberi bantuan keamanan yang dibutuhkan untuk membantu memenangkan perang itu. Ini merupakan pekerjaan nomor satu, jauh lebih penting dibanding apapun,” tegas Miller.
Ada perpecahan tajam dalam NATO terkait keinginan Ukraina menjadi anggota, yang telah dijanjikan sejak tahun 2008 meskipun hanya ada sedikit langkah yang diambil untuk mencapai tujuan itu.
Selain itu negara-negara Baltik, termasuk Lituania yang kini menjadi tuan rumah KTT NATO, telah mendorong dukungan nyata dan jalur yang jelas bagi Ukraina untuk menjadi anggota aliansi tersebut.
Namun Amerika Serikat dan Jerman menyerukan kehati-hatian. Presiden AS Joe Biden, pada pekan lalu, mengatakan Ukraina belum siap untuk bergabung menjadi anggota NATO. [em/jm]