Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan truk-truk yang membawa bantuan ke Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom, yang dibuka pada Minggu (17/12), akan membantu mengurangi tekanan pada perlintasan Rafah. Namun, pihak departemen mengatakan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke Gaza masih “belum cukup.”
“Kami berharap saluran ini diperkuat dan diperluas dalam beberapa hari mendatang,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller. “Ini adalah langkah penting menuju peningkatan kehidupan rakyat Palestina di Gaza,” katanya.
Miller memberi rincian mengenai perkembangan itu pada hari ketika Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, pada Senin, bertemu para pemimpin Israel untuk membahas cara-cara mengurangi operasi tempur besar di Gaza. Austin juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak menetapkan jadwal meskipun terdapat seruan internasional untuk gencatan senjata.
Berbicara kepada wartawan di Departemen Luar Negeri, Miller mengatakan, "Kami benar-benar akan berupaya mencapai jeda kemanusiaan tambahan dan baru yang memungkinkan pembebasan sandera."
BACA JUGA: Penjaga Perdamaian: Perbatasan Lebanon-Israel dalam Kondisi Bahaya"Yang pertama adalah prioritas utama Amerika," katanya. "Setelah ada jeda yang cukup lama, bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza bisa lebih aman dan mudah disalurkan ke orang-orang yang benar-benar membutuhkan."
Miller juga mengutuk persidangan terhadap penerbit aktivis terkemuka Jimmy Lai di Hong Kong.
Lai menghadapi kemungkinan hukuman seumur hidup jika terbukti bersalah berdasarkan undang-undang yang diberlakukan Beijing untuk membungkam para pembangkang. Lai, 76, ditangkap pada Agustus 2020 sewaktu terjadi tindakan keras terhadap gerakan prodemokrasi di Hong Kong berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan menyusul protes besar-besaran empat tahun lalu.
"Kami menyerukan pembebasannya segera dan tanpa syarat," kata Miller. "Kami mempunyai keprihatinan yang mendalam atas memburuknya perlindungan hak asasi dan kebebasan mendasar di Hong Kong, dan itu termasuk supremasi hukum."
Lai didakwa berkolusi dengan kekuatan asing untuk membahayakan keamanan nasional. Persidangan yang diawasi dengan ketat dan dibuka pada hari Senin itu berkaitan dengan harian prodemokrasi Apple Daily yang didirikan Lai. Ini secara luas dipandang sebagai ujian kebebasan pers dan ujian independensi peradilan di wilayah bekas jajahan Inggris itu, yang kembali ke bawah kekuasaan pemerintahan China pada 1997. [ka/jm]