Sarang-sarang lebah tersebut akan dipindahkan ke daerah terpencil di New South Wales. Ini adalah operasi besar, tetapi usaha besar itu sepadan dengan hasilnya. Pemindahan itu akan memastikan lebah berakhir di daerah penghasil madu yang ideal.
Lebah sangat berarti bagi Victor Croker, peternak lebah di Australia.
“Beternak lebah sudah dilakukan keluarga saya. Begitu membuka tutupnya dan kita melihat lebah berkembang biak dengan baik dan memutih, itu baik untuk jiwa kita," katanya.
Croker menambahkan bahwa dia generasi ketiga peternak lebah komersial. Neneknya memulai peternakan itu pada 1920-an.”
Dave Leemhuis adalah mitra bisnis Croker. Ia berkecimpung dalam industri konstruksi, tetapi beternak lebah adalah gairah dan tujuannya yang sebenarnya. Kemudian, secara kebetulan, Leemhuis bertemu spesialis yang ia butuhkan untuk akhirnya mewujudkan mimpinya.
“Dave dan saya bertemu sewaktu kami mengantar anak-anak perempuan kami ke kelas balet dan kami bertemu di depan sekolah balet," tutur Croker.
Keduanya memulai bisnis bersama, menempatkan 160 sarang lebah di semak-semak. Mereka juga mengubah garasi Leemhuis di pinggiran kota Canberra untuk tempat pembuatan madu. Namun, lebah-lebah mereka kesulitan menghadapi suhu yang ekstrem.
Supaya anak-anaknya dapat bertahan hidup dan tumbuh, lebah perlu menjaga suhu di dalam sarang mereka sekitar 35 derajat Celsius. Dalam cuaca dingin, peternak lebah harus bekerja sangat keras untuk menjaga suhu tetap sekitar itu. Croker menjelaskan:
“Lebah akan menunjuk sejumlah lebah dalam koloni mereka sebagai lebah pemanas. Lebah-lebah pemanas ini menggetarkan otot terbang mereka untuk meningkatkan suhu. Lebah-lebah ini menjadi pemanas kecil dan menghasilkan suhu panas. Dalam melakukannya, lebah-lebah ini mengalami tekanan metabolik yang tinggi sehingga umur mereka tidak panjang," papar Croker.
BACA JUGA: Di Kenya, Lebah Dimanfaatkan Untuk Usir Gajah dari Lahan PertanianDesain sarang lebah yang kita kenal sekarang sudah ada sejak 1852. Desain sekitar 95 persen sarang lebah di dunia seperti itu, dan terbuat dari kayu sebagai satu-satunya bahan konstruksi.
Leemhuis dan Croker kemudian membuat desain baru. Mereka mengisolasi sarang lebah supaya suhu tetap hangat.
“Kami berkali-kali mengutak-atik desain dan membuat sarang baru. Kami pada dasarnya mendesain ulang sarang dari dasar. Semuanya, mulai dari cara kerja pintu masuk, ventilasi di lantai, bagaimana kotak-kotak itu saling terkait," kata Croker.
Dengan menggunakan polistirena berdensitas tinggi, kedua peternak berhasil mengendalikan suhu habitat lebah.
Dengan sarang baru, kesehatan lebah jauh lebih baik. Lebah-lebah ini pun menghasilkan madu 33 persen lebih banyak.
“Produk tersebut mencapai titik yang sulit dikendalikan sehingga kami memperluasnya," kata Leemhuis.
Kedua peternak merambah bisnis pembuatan sarang lebah dengan desain baru. Tahun lalu, bisnis pasangan itu merambah pasar AS.
“Kami menyewa mobil, membawa beberapa contoh produk. Saya baru saja pulang. Dalam pekan pertama saja, kami memiliki enam dealer baru di California dan bisnis ini terus bertambah," kata Croker.
Dalam 12 bulan, Croker dan Leemhuis mempunyai 55 dealer di AS. Kapasitas produksi harus ditingkatkan. Setiap minggu, 500 sarang lebah dikirim ke AS.
Your browser doesn’t support HTML5
Croker dan Leemhuis juga akan segera melengkapi sarang lebah buatan mereka dengan teknologi yang mampu memantau suhu, kesehatan, dan berat sarang lebah. Tujuan akhir mereka adalah memudahkan semua orang untuk sukses memelihara lebah .
“Beternak lebah dikenal sebagai seni yang gelap dan umumnya bisnis ternak lebah besar biasanya merupakan bisnis keluarga, yang diwariskan turun-temurun," kata Croker.
“Produktivitas ini dan apa yang kami peroleh dari lebah membuat kami memutuskan bahwa kami tidak bisa merahasiakannya, kami harus memanfaatkannya dan membantu orang lain," imbuh Leemhuis.
Itu berarti menyebarkan manisnya sukses supaya dapat dinikmati semua orang. “Ya,” cetus Leemhuis. “Itu bagus,” ujarnya sambil mencicipi madu. [ka/jm]