Muslimah yang datang ke toko serba ada Nordstrom kini melihat jenis barang baru yang dijual di toko besar berjaringan itu. Busana Muslim lengkap dengan jilbab, kerudung, atau hijab. Busana Muslimah itu karya perusahaan lokal: Henna and Hijabs.
Bekerja sama dengan peritel besar tersebut, CEO Henna and Hijabs, Hilal Ibrahim, meluncurkan aneka busana Muslimah dan jilbab hasil karyanya sendiri. Hilal adalah perancang busana Somalia-Amerika di Minneapolis, negara bagian Minnesota.
Hilal Ibrahim mengatakan perempuan Muslim selama ini kurang terwakili dalam pasar ritel Amerika. Ia senang bisa bekerja sama dengan Nordstrom untuk menawarkan busana Muslim.
“Kemitraan ini benar-benar istimewa. Kami bekerja sama untuk membuat semua item dalam koleksi ini yang akan dijual di toko-toko ini di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Harapan saya adalah bahwa perempuan dan gadis-gadis Muslimah kini akan bisa datang ke toko ini untuk membeli busana Muslimah, berikut jilbab sebagai padanannya," paparnya.
Hilal Ibrahim memulai bisnisnya, menjual jilbab, bukan di toko busana melainkan di toko suvenir di rumah sakit setempat. Ketika itu, ia melihat beberapa pasien, Muslimah, harus menutupi kepala mereka dengan selimut. Usaha kecil-kecilan dan terbatas itu berkembang. Semakin banyak Muslimah yang membeli hasil produksi Hilal. Sampai akhirnya, Hilal memutuskan bermitra dengan Nordstrom supaya pelanggan lebih mudah mendapatkan hasil kreasinya.
Direktur Senior Nordstrom untuk Diversity atau keragaman, Mohammed Omar, mengatakan bermitra dengan perusahaan yang memproduksi koleksi hijab sutra, katun, dan sifon ini adalah peluang yang dicari perusahaan tersebut.
BACA JUGA: Perempuan, Terorisme, dan Tawaran Feminisme untuk Mengatasinya“Apa yang dihasilkan Henna and Hijabs dan Hilal Ibrahim benar-benar merupakan contoh kreasi yang selama ini kami cari-cari. Kreasi ini membantu menawarkan produksi busana Muslimah ke berbagai segmen pasar yang belum pernah disentuh," kata Mohammed Omar.
Hilal Ibrahim melihat kerja sama bisnis tersebut dari sudut pandang berbeda. Menurutnya, bermitra dengan Nordstrom membantu membuat jilbab menjadi bagian yang lebih umum dalam budaya Amerika.
“Sebagai perempuan Muslim Amerika-Somalia, keberadaan baju Muslim dan jilbab di toko menunjukkan bahwa adalah Oke untuk memakai busana-busana itu di negara ini. Tidak masalah. Hijab itu sesuatu yang normal. Itu adalah bagian dari budaya Amerika, dan saya ingin menjadikannya sebagai sesuatu yang biasa atau normal," katanya.
"Saya ingin orang-orang datang ke toko dan melihat jilbab sebagai sesuatu yang biasa yang bagi mereka tidak ada bedanya dengan orang Amerika lainnya yang memilih memakai t-shirt," lanjut ia.
Nordstrom mengatakan koleksi hijab Hilal Ibrahim bisa didapat di toko itu secara online atau langsung di 16 toko di seluruh Amerika Utara. [ka/jm]