Pihak berwenang Pakistan, Jumat (31/3), mengatakan insiden desak-desakan di pusat distribusi makanan gratis di kota pelabuhan Karachi di Pakistan selatan telah menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai lima lainnya.
Polisi setempat dan petugas penyelamat di kota terbesar di negara miskin itu mengatakan para korban sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Insiden tersebut terjadi di luar pabrik Karachi di mana pusat distribusi bagi karyawan telah didirikan sehubungan dengan bulan puasa Ramadan. Ratusan orang yang ada di kerumunan, sebagian besar terdiri dari kaum perempuan, panik dan mulai mendorong satu sama lain untuk mengumpulkan makanan. Akibatnya, sejumlah orang jatuh ke selokan terdekat, kata saksi dan polisi.
Insiden pada Jumat yang memicu korban tewas akibat terinjak-injak di pusat-pusat bantuan makanan yang didanai swasta dan pemerintah menjadi setidaknya 22 orang dalam beberapa hari terakhir, sementara warga Pakistan berjuang dengan melonjaknya harga bahan pokok dan bahan makanan.
Negara di Asia Selatan yang berpenduduk sekitar 232 juta orang ini sedang menderita salah satu krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa.
BACA JUGA: PBB: Beberapa Bulan Setelah Banjir, Jutaan Orang Kekurangan Air Bersih di PakistanPemerintah Perdana Menteri Shehbaz Sharif meluncurkan proyek distribusi tepung gratis pada awal Ramadan untuk membantu jutaan keluarga berpenghasilan rendah mengimbangi dampak inflasi yang memecahkan rekor. Perkiraan resmi menunjukkan laju inflasi mencapai di atas 40%, tertinggi lima dekade, dengan harga tepung yang meroket lebih dari 45% pada tahun lalu.
Inisiatif pemerintah mengakibatkan ribuan orang memadati pusat-pusat distribusi bantuan bahan makanan. Keluarga mengatakan kurangnya pengaturan yang tepat untuk mengakomodasi kerumunan besar di beberapa distrik telah memicu desak-desakan yang mematikan, karena khawatir tidak bisa mendapatkan tepung gratis.
Pihak berwenang di provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab secara kolektif melaporkan 11 kematian pada hari Kamis. Ribuan kantong tepung juga telah dijarah dari truk-truk dan pusat-pusat distribusi, menurut petugas.
Insiden berebut makanan yang mematikan itu menggarisbawahi keputusasaan warga dalam menghadapi lonjakan biaya hidup, diperburuk oleh jatuhnya nilai tukar rupee dan penghapusan subsidi bahan bakar. Pemotongan anggaran pemerintah diperlukan agar Dana Moneter Internasional (IMF) tetap membuka tahap terbaru dari paket dana talangan bagi negara itu.
Para kritikus mengecam pemerintah karena meluncurkan proyek tanpa pengaturan yang tepat untuk memastikan keselamatan warga yang membutuhkan.
Komisi independen Hak Asasi Manusia Pakistan (HRCP) menyalahkan apa yang dikatakannya sebagai "salah kelola" pusat-pusat distribusi tepung gandum sehingga memicu insiden penyerbuan yang membawa korban jiwa itu.
Dalam sebuah pernyataan Jumat, pengawas menggambarkan insiden di kota Karachi sangat mengkhawatirkan dan menuntut pemerintah segera memperbaiki sistem distribusi bantuan makanan di seluruh negeri.
“Situasi ini menambah luka bagi orang-orang terpinggirkan di Pakistan yang menantang ketidakadilan ekonomi yang dilakukan oleh para elit yang mendominasi negara,” kata HRCP. [pp/ft]