Presiden Dewan Eropa Donald Tusk hari Sabtu (17/12) menyerukan kepada partai yang berkuasa di Polandia untuk menghormati konstitusi negara itu, juga rakyat dan praktik-praktik demokrasi sementara demonstrasi anti-pemerintah selama dua hari meluas dari Warsawa ke kota-kota lain.
Demonstran berunjuk rasa di luar istana kepresidenan dan di gedung parlemen di Warsawa, menentang rencana pemerintah untuk membatasi akses wartawan pada anggota-anggota parlemen.
Demonstrasi itu berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan politik atas kebijakan baru Partai Hukum dan Keadilan, partai konservatif yang kini berkuasa, dan menyusul demonstrasi spontan dalam jumlah besar di luar gedung parlemen Jumat.
Mantan perdana menteri Polandia Donald Tusk menggunakan kata ‘’kediktatoran’’ dan mengingatkan para demonstran tentang komunisme di Polanda yang berakhir dengan pertumpahan darah.
‘’Saya menyerukan kepada mereka yang memegang kekuasaan di negara itu untuk menghormati rakyat, prinsip dan nilai konstitusi, juga prosedur yang berlaku dan praktek-praktek yang baik," ujar Tusk di Wroclaw, suatu daerah di Polandia barat daya, dimana ia menghadiri acara kebudayaan.
Tusk mengingatkan bahwa siapa pun yang meremehkan "model demokrasi Eropa’’ di Polandia ‘’membuat kita semua terpapar risiko’’.
Beberapa jam kemudian Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional mengatakan kelompok oposisi merasa ‘’frustrasi dan tidak berdaya’’ karena kehilangan kekuasaan mereka dan mengganggu Polandia dengan tindakan-tindakan mereka.
"Keributan, gangguan dan destabilitasi telah menjadi alat partai-partai oposisi," ujar Szydlo, yang kemudian menyerukan ketenangan dan rasa tanggung jawab. [em]