Dewan Keamanan PBB mengatakan akan bersidang hari Rabu untuk membahas permintaan Palestina diakui sebagai negara merdeka dan menjadi anggota penuh PBB, langkah yang menurut berbagai pihak pasti akan gagal.
Ketua Dewan Keamanan Nawaf Salam dari Libanon memberitahu wartawan mengenai keputusan itu hari Senin setelah pembicaraan pendahuluan di New York. Ia tidak memberikan rincian lebih jauh.
Meskipun Amerika mengancam akan memveto permintaan Palestina itu, Dewan Keamanan diduga akan membentuk sebuah komisi khusus pekan ini untuk menelaah permohonan yang diajukan presiden Mahmoud Abbas hari Jumat. Mungkin perlu sebulan atau lebih sebelum Dewan Keamanan siap melakukan pemungutan suara.
Amerika dan Israel berusaha keras melobi negara-negara anggota Dewan Keamanan agar memberikan suara menentang atau abstain. Empat negara anggota non-permanen, Bosnia, Kolombia, Gabon dan Nigeria, belum memberikan pernyataan mengenai bagaimana mereka akan memberikan suara.
Sebelumnya hari Senin, Menteri Luar Negeri Hillary Amerika Clinton bertemu dengan PM Libanon Najib Makati di markas besar PBB untuk menyatakan bahwa sebaiknya tidak terburu-buru memenuhi permohonan Palestina. Beberapa pejabat mengatakan Clinton menyatakan hal serupa dalam pertemuan dengan menteri luar negeri Kolombia dan Tiongkok.