Presiden Joe Biden berbagi panggung pada hari Sabtu dengan para pemimpin dunia yang menghadiri Forum APEC di Lima, Peru. Masa jabatannya berakhir pada bulan Januari mendatang.
Sebagai bagian dari tur perpisahannya, Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
AS dan China bersaing dalam banyak hal, termasuk peran mereka dalam tatanan dunia. Biden mengatakan meski mereka tidak selalu sependapat, mereka tetap terbuka terhadap satu sama lain.
“Kami sudah saling mengerti. Saya pikir itu penting. Percakapan ini mencegah terjadinya salah perhitungan, dan memastikan persaingan antara kedua negara tidak akan berubah menjadi konflik,” kata Biden.
Sementara itu, Xi mengungkapkan, “China dan Amerika Serikat, harus mempertimbangkan kepentingan seluruh dunia dan memberikan lebih banyak kepastian dan energi positif ke dalam dunia yang sedang bergejolak.”
Biden pernah menyebut Xi sebagai “diktator” di masa lalu, sementara Xi menuduh AS sebagai “sumber kekacauan terbesar” di dunia. Namun kedua pemimpin telah menekankan pentingnya stabilitas, dan selama empat tahun terakhir, mereka telah berhasil mengatasi persaingan yang rumit ini. Mereka sepakat untuk memulai kembali komunikasi militer-ke-militer pada pertemuan puncak mereka pada tahun 2023, yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan mereka pada tahun 2022.
BACA JUGA: Xi Beri Tahu Biden: Dukungan untuk Taiwan adalah 'Garis Merah'Kini, setelah warga Amerika memilih kembali Presiden terpilih Donald Trump untuk kembali berkuasa, Beijing bersiap menghadapi ketidakpastian.
Pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump melancarkan perang dagang dengan China. Tahun ini, ia mengancam akan mengenakan tarif hingga 60% pada seluruh impor China dan 10 hingga 20% pada barang-barang dari negara lain.
Sumber-sumber diplomatik APEC yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya khawatir AS akan menjadi lebih proteksionis dan isolasionis di bawah kepemimpinan Trump, yang menarik diri dari perjanjian-perjanjian dagang dan perjanjian-perjanjian lainnya saat masih menjabat.
Beberapa jam sebelum bertemu Biden, Xi menampilkan dirinya sebagai pembela “multilateralisme dan ekonomi terbuka.” Dia memulai tur Amerika Selatannya dengan meresmikan sebuah megapelabuhan di Peru, investasi sebesar $1,3 miliar oleh Beijing dalam upayanya memperluas perdagangan dan pengaruh di benua tersebut. AS mengatakan pihaknya juga melakukan investasi besar-besaran di Peru sebesar $6,6 miliar pada tahun 2023.
Your browser doesn’t support HTML5
Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, berbicara kepada VOA dalam perjalanan ke Lima. “Kami – di seluruh sektor swasta dan kini didukung oleh lembaga-lembaga seperti Development Finance Corporation – berinvestasi dalam berbagai bidang teknologi, infrastruktur, energi, kesehatan, dan proyek lainnya, dan kami merupakan pemain yang sangat penting,” ujarnya.
Dari Lima, Biden menuju KTT G20 di Rio de Janeiro pada hari Minggu, dan singgah sebentar di Amazon Brazil untuk menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim. [ab/uh]