Setiap hari sebelum matahari terbenam, menjelang waktu berbuka puasa Ramadan di Prizren, Varis Hashim akan keluar rumah dan pergi untuk mengambil kembang api. Kemudian dia berjalan 20 menit, melewati jalan setapak kuno yang dihiasi bentangan banner bertuliskan Selamat Ramadan dalam bahasa Alabania. Hashim terus berjalan menanjak menuju kastil yang dibangun pada abad ke-6 namun masih berdiri kokoh di kota itu.
Setiba di halaman kastil, Hashim menyiapkan kembang api-kembang api yang dibawanya. Kemudian, ia dengan sabar akan menunggu saat yang tepat untuk menyalakan kembang api itu, sebagai tanda waktu berbuka puasa.
Pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, meriam digunakan untuk mengumumkan waktu berbuka puasa. Meriam tersebut masih ada, menempel di dinding kastil. Tetapi, belakangan ini, kata Hashim, kembang api menjadi cara yang lebih mudah untuk mengingatkan kota akan datangnya waktu berbuka puasa. Dan ia sudah melakukannya selama tujuh tahun ini.
Your browser doesn’t support HTML5
“Sejak 2017, saya datang ke sini setiap hari selama bulan Ramadan dan menyalakan kembang api untuk mengumumkan kepada penduduk kota bahwa waktu berbuka puasa telah tiba. Ini sudah menjadi tradisi sejak masa Kekhalifahan Utsmaniyah. Dulu mereka menggunakan meriam karena tidak banyak masjid. Jadi, pada masa itu, mereka menggunakan meriam dan genderang (beduk),” jelasnya.
Bangkitnya tradisi tersebut adalah inisiatif Hashim. Pada 2017, mahasiswa jurusan psikologi itu meyakinkan komunitas Muslim setempat untuk melanjutkan tradisi ratusan tahun tersebut. Usul pemuda itu disetujui Dewan Komunitas Islam di Prizren. Dalam Ramadan tahun itu juga, Hashim mulai mewujudkan inisiatifnya.
Sampai sekarang, ia melakukan rutinitas itu setiap Ramadan. Ia menunggu saat matahari terbenam, menyalakan kembang api yang membuat kembang api itu terdorong naik ke langit dan meletus untuk memendarkan cahayanya di atas kota. Pada saat bersamaan, Hashim mendengar suara azan bergema dari masjid-masjid, susul menyusul, di seluruh kota.
Tidak lama kemudian, kota Prizren mulai hidup. Orang-orang mulai keluar dan berkumpul untuk makan di restoran-restoran.
Seperti jutaan umat Islam di seluruh dunia, Muslim di Prizren juga sedang bersiap menyambut Idul Fitri. Lebaran di sana diperkirakan jatuh pada 9 atau 10 April, tergantung hilal bulan sabit berikutnya. [ka/ab]