Gedung Putih, pada Kamis (11/5), berusaha meredakan kekhawatiran dengan menyebutkan bahwa kerumunan migran yang putus asa – seperti yang terlihat pada minggu ini di sepanjang perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko yang membentang sepanjang 3.100 kilometer – akan menjadi pemandangan yang wajar setelah pencabutan kebijakan pengusiran warga terkait perebakan COVID-19.
“Dengan sistem yang carut marut, kami tetap fokus untuk memastikan bahwa proses (penanganan) akan aman, tertib dan manusiawi, sambil melindungi tenaga kerja kami yang berdedikasi dan komunitas kami,” ujar Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dalam konferensi pers di Gedung Putih.
BACA JUGA: "Title 42" Berakhir, Migran Berkumpul di Perbatasan Meksiko-ASKebijakan pengusiran migran terkait pandemi virus corona berakhir pada Kamis tengah malam, dan para pejabat telah melihat lonjakan migran yang berupaya masuk sebelum aturan baru berlaku. Setelah Kamis tengah malam, migran yang menyeberang masuk akan segera dipindahkan dan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka, kecuali dalam beberapa kasus tertentu. Mereka yang membuat janji temu melalui aplikasi CBPOne tetap dapat mencari perlindungan suaka.
Saat malam menjelang fajar pada Kamis di El Paso, Texas, beberapa anggota Garda Nasional tampak mengawal keluarga yang membawa ransel dan anak-anak kecil kembali ke Meksiko.
Puluhan lelaki muda berdiri menatap personil Patroli Perbatasan berseragam, dan anggota Garda Nasional di seberang perbatasan Matamoros, Meksiko, yang hanya terpisah oleh kawat berduri.
Di Tijuana, kelompok-kelompok migran berkerumun di bawah terpal biru dekat pagar pembatas yang tinggi menjulang di atas mereka saat matahari bersinar terik.
Sementara di Brownsville, sebuah kota di Texas yang terletak di sepanjang sungai Rio Grande, para migran berkumpul di tepi sungai, menyaksikan arus yang mengalir deras. Kedalaman sungai mencapai sekitar 2,4 meter. Di sisi lain keluarga migran berbaris di tempat-tempat penampungan yang penuh sesak untuk mendapatkan bantuan pangan dan medis.
Di Gedung Putih, Mayorkas berupaya meredakan kritik yang mengatakan kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden membingungkan, di mana di satu sisi banyak yang mengatakan bahwa kebijakan tersebut tidak berperikemanusiaan. Di sisi lain, sejumlah pihak menganggap kebijakan itu tidak cukup keras.
Mayorkas mengatakan pemerintah federal telah mengirim 24.000 petugas Patroli Perbatasan dan tambahan 1.500 tentara aktif ke perbatasan selatan Amerika Serikat. [em/rs]